Jomblo Keren (Edisi Wanita)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Sebagai bekal tatkala kita melepas masa kesendirian.
Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan tanpa adanya pendamping. Kita punya keluarga dan kawan-kawan, tapi tidak selalu keluarga dan kawan bisa menemani kegiatan atau keperluan kita. Mendengar hal paling rahasia yang kita simpan. Tapi kesulitan, bukan menjadikan kita lemah dan mencari pegangan yang akan membantu kita guna menjalani kehidupan. Pegangan atau di sebut seseorang yang siap sedia untuk mengantar dan menolong kita namun belum ada ikrar yang menghalalkan hubungan tersebut. Itu hanya akan menjadikan kita makin bertambah lemah.
Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai wanita, tatkala berbagai rasa menerpa. Kesedihan, kegelisahan, kerinduan, kebencian. Kita bingung menumpahkan segala rasa itu kepada siapa. Tapi jika kita berusaha untuk mendekati Allah secara perlahan, kita bisa mengandalkan Allah untuk itu.  Serahkan segala keluh kesah, kelemahan dan rasa sayang kepada Allah. Allah menjadikan kita kuat. Mengandalkan Allah menjadikan kita bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Kita berpegang pada Yang Maha Kuat, yang semesta alam adalah ciptaanNya. Secara fisik, kita terlihat seorang diri. Berpanas-panasan berganti angkot ke sana kemari karena berbagai agenda kegiatan. Berseliweran di antara para pasangan yang telah menikah. Keinginan untuk di perhatikan dan selalu di sayang, adalah lumrah bagi seorang wanita. Anggap saja semua adalah warna kehidupan kita, warna ujian yang semoga bisa menguatkan iman kita.
Sejatinya kesendirian adalah mengasah diri untuk bermentalkan kemandirian. Wujud kita mungkin sebagai kepompong, yang terlihat buruk dan tidak enak karena harus berada dalam ruang sempit. Bukan tanpa alasan Allah menciptakan itu semua. Hanya ingin menjadikan kita layaknya seekor kupu-kupu yang indah dan mampu terbang di alam bebas. Jika kulit kepompong di robek sengaja, bukan malah menolongnya dari himpitan tapi sebenarnya ada kelemahan yang menunggunya tatkala ia berwujud kupu-kupu. Sama dengan kita sebagai wanita, jika kita merasa tidak tahan dengan kesendirian kemudian kita berusaha mengakhiri kesendirian dengan jalan yang buruk (baca: pacaran), sebenarnya akan melemahkan diri kita sendiri. Kita akan terbiasa terlayani dengan baik, jika tidak di bantu kita akan merasa tidak di sayang. Perlahan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk.
Akan ada masanya ketika romantika kesendirian menjadi suatu hikmah yang sangat bermakna, suatu cerita yang akan kita rindukan tatkala pasangan telah hadir di samping kita.
Kesabaran kita, keteguhan kita tidak akan berakhir sia-sia. Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. Insya Allah.



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Subhanallah, melihat ada pria-pria yang konsisten menjaga harga dirinya untuk tetap menjomblo hingga ia menikah. Jomblo bukan karena tidak laku atau terlalu pilih-pilih, mungkin ada beberapa hal yang belum bisa mewujudkan niatnya untuk mempersunting seorang wanita. Karena menjaga kesucian bukan hanya di wajibkan bagi seorang wanita tapi juga untuk pria.
Sebenarnya bagi pria yang jomblo, banyak sekali keuntungan yang didapat. Misalnya, ketika berpacaran ia harus banyak berkorban untuk wanita yang belum tentu menjadi istrinya kelak maka jika ia memilih jomblo hal tersebut bisa di hindarkan. Sangat lumrah jika berpacaran, pihak yang banyak berkorban secara materi adalah pria, harus antar jemput ke sana kemari layaknya tukang ojek, menyia-nyiakan waktu dengan sang pacar dengan dalih untuk perkenalan pribadi padahal tak lain sedang menumpuk timbunan dosa. Sebuah kesia-siaan.
QS. Al Mu’minun, 1-3:
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyu’ dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”
Bukan hanya itu, waktu yang di habiskan dengan sang pacar kadang lebih banyak di banding dengan orangtua, padahal pria walaupun telah menikah tetap bertanggung jawab terhadap orang tuanya. Beda dengan wanita, yang kepatuhan kepada orang tuanya terputus tatkala menikah. Maka saat jomblo bisa di gunakan untuk lebih mencurahkan kasih sayang kepada orangtua.
Karena seorang pria akan menjadi imam terhadap keluarga barunya kelak, maka saat jomblo bisa di manfaatkan untuk memperdalam ilmu agama guna persiapan menuju pernikahan kelak. Bukan menghabiskan waktu sia-sia dengan berpacaran. Juga, saat jomblo bisa di gunakan untuk persiapan materi untuk menghidupi keluarga barunya. Bukan malah menghambur-hamburkan uang untuk wanita yang belum tentu menjadi jodohnya.
Jangan merasa tidak pede ketika memilih jomblo sebelum menikah. Toh, kita sekarang berada pada jalur yang tepat. Justru mereka yang masih pacaran seharusnya malu, melanggar perintah Allah kok pede-pede saja.
Kita sebenarnya jauh lebih cerdas di banding mereka yang berpacaran. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menekuni hobi kita, melakukan hal-hal yang belum tentu bisa di lakukan ketika sudah menikah. Bukan tenggelam dalam problematika orang pacaran yang tidak jelas juntrungannya. Belum menikah saja sudah heboh dengan masalahnya, gimana jika sudah menikah.
Pacaran tidak menjamin kedua belah pihak saling mengenal pribadi masing-masing. Hanya kepalsuan yang terlihat, saling ingin terlihat baik.
Seorang pria sejati tidak akan menembak wanita untuk menjadi pacarnya. Kenapa? Karena hal itu menandakan seorang pria belum siap menerima tanggung jawab, hanya sekedar main-main saja. Jika memang dia pria sejati, dia akan langsung melamar wanita pilihannya untuk di jadikannya sebagai istri.
Serahkan saja kepada Allah masalah jodoh, biar Allah yang menunjukkan bagaimana ikhtiar yang harus kita lakukan. Karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik jalan, maka ikutilah jalan itu. Meskipun terlihat asing dan menimbulkan kontroversi, abaikan saja. Kita benar di hadapan Allah. Selanjutnya pasrahkan jodoh yang terbaik untuk kita kepada Allah.
Tak perlu takut tidak kebagian jodoh, karena tiap kita di ciptakan berpasang-pasangan. Berprasangka baik saja kepada Allah untuk di berikan pendamping yang shalihah. Karena yang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Itu janji Allah.
Allahua’lam.



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sebagai makhluk yang memiliki karakteristik senantiasa taat kepada Allah, malaikat telah ”diplot” oleh Allah Swt. untuk mencintai segala bentuk amal saleh yang dilaksanakan oleh seorang hamba. Dia akan mendekat dan senantiasa menyertai seorang hamba selama hamba tersebut berada dalam kebaikan. Dia pun akan senantiasa membisikkan kebenaran dan ”mencampakkan” cahaya ke dalam dada si hamba. Bukankah kebaikan dan amal saleh itu adalah cahaya? Pada saat yang sama, malaikat juga makhluk cahaya. Maka dari itu, sangat logis apabila dua sifat dengan karakteristik yang sama saling mendekat dan bersatu. Sebaliknya, ketika seorang Mukmin melakukan kemaksiatan, para malaikat pun akan menjauh, termasuk ketika  dia berada di tempat-tempat yang kotor, penuh maksiat, dan penuh dengan berhala.
Itulah mengapa dalam banyak nash—terlepas apakah nash tersebut bersifat metafora atau tidak—disebutkan betapa ”antusiasnya” malaikat dalam mendekat kepada seseorang yang melakukan amal saleh dan lalu mendoakannya. Allah Swt. berfirman sebagai berikut.
”(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka.” (QS Al Mu’min, 40: 7)
Dalam hadits, penjelasan tentang kecintaan malaikat terhadap manusia yang beriman dan amal saleh yang dilakukannya jauh lebih banyak. Kita ambil beberapa contoh berikut ini.

  1. “Tidaklah ada suatu kaum yang duduk untuk berzikir kepada Allah Ta’ala melainkan malaikat akan meliputi mereka. Rahmat akan menyelimuti mereka. Akan turun kepada mereka ketenangan. Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR Muslim)
  1. Rasulullah saw. bersabda, “Apabila kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah.” Mendengar itu, para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah zikir, karena sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki malaikat yang berkeliling untuk mencari halaqah-halaqah zikir. Apabila mereka datang kepada orang-orang itu, mereka pun meliputinya.” (HR Abu Nu’aim)
Dalam beberapa kisah bahkan disebutkan ada malaikat yang bermetamorfosis sebagai seorang manusia biasa. Dia menemui manusia-manusia terpilih guna memberikan kabar gembira dan melapangkan dadanya atas amal saleh yang dilakukannya atau memberikan pertolongan atas kesulitan yang dihadapinya.
Diriwayatkan oleh Imam muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa ada seorang lelaki yang ingin mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di dalam perjalanannya, Allah Swt. mengutus seorang malaikat untuk mengawasinya. Ketika lelaki itu sampai kepadanya, malaikat itu berkata, ”Ke manakah engkau akan pergi?”
Lelaki itu menjawab, ”Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.”
Malaikat itu bertanya lagi, ”Apakah engkau punya kepentingan dari kenikmatan di desa ini?”
Lelaki itu menjawab, ”Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah.”
Kemudian malaikat itu berkata, ”Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah Swt. yang diutus kepadamu untuk mengatakan bahwa Allah juga mencintaimu sebagaimana kamu mencintai-Nya.”
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan pula suatu kisah dari Al Hasan tentang sahabat Anshar, Abu Muallaq, yang berprofesi sebagai pedagang. Selain menjalankan modalnya sendiri, Abu Mu’allaq juga mendapatkan modal dari orang lain. Dia adalah pekerja keras, ahli ibadah, dan terjauh dari segala perbuatan haram (wara’). Pada saat dia berkeliling menjual dagangannya, tiba-tiba sekawanan perampok menghentikan langkahnya.
“Letakkan bawaanmu atau aku akan membunuhmu!” bentak perampok itu.
Abu Mu’allaq menjawab, “Apakah yang engkau inginkan dari kematianku? Jika harta, ambillah seluruhnya.”
“Hartamu itu untukku dan aku tidak menginginkan apa-apa kecuali darahmu!” gertak sang perampok.
Abu Mu’allaq kembali menjawab, “Jika engkau menolak, berikan kesempatan kepadaku untuk melakukan shalat empat rakaat.”
Penjahat itu pun menyetujui, “Silakan sesukamu.”
Abu Mu’allaq segera mengambil air wudu lalu shalat empat rakaat. Pada sujudnya yang terakhir dia berdoa, “Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang; ya Allah yang memiliki mahligai yang mulia; wahai Yang Bisa Berbuat apa saja yang dikehendaki, hamba memohon kepada-Mu atas kemuliaan-Mu yang tiada bisa dipisahkan, dengan kerajaan-Mu yang tidak bisa dikurangi, dan dengan cahaya-Mu yang menerangi segala singgasana-Mu, lindungi hamba dari perampok ini. Ya Allah yang Maha Penolong, tolonglah hamba.”
Doa tersebut dibaca tiga kali. Tiba-tiba, seorang penunggang kuda datang. Di tangannya ada sebuah senjata yang diletakkan di antara kedua telinga kuda tersebut. Dia melihat perampok tersebut dan menusuknya hingga mati. Kemudian, penunggang kuda itu mendekati si pedagang seraya berkata, “Bangunlah!”
Abu Mu’allaq bertanya, “Siapakah Anda?”
“Saya malaikat penghuni langit keempat. Engkau telah berdoa dengan doamu yang pertama dan aku mendengar di pintu-pintu langit suatu bunyi. Lalu engkau berdoa untuk kedua kalinya, maka aku mendengar derap langkah penghuni langit. Lalu engkau berdoa ketiga kalinya, maka dikatakan kepadaku, ’Doa itu dari orang yang ada dalam keadaan bahaya.’ Aku meminta kepada Allah agar Dia mengutusku membunuh perampok itu.”

sumber: http://syaamilquran.com/malaikat-makhluk-pecinta-amal-saleh.html



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Tata Cara Do'a yang dicontohkan Nabi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

1). Mengangkat kedua tangan

Rosulullah saw bersabda dalam hadits:
Artinya: " . . . bila memohon kepada Alloh, maka angkatlah kedua telapak tanganmu, jangan dengan cara membalikkannya. Dan bila selesai berdo'a, maka usapkanlah pada wajahmu. " (HR. Abu Daud, dari Ibnu Abbas ra.) Pada hadits lain, kecuali setelah do'a qunut.

2.) Menghadirkan Hati

Rosulullah bersabda:
Artinya: "bedo'alah kalian kepada Alloh, dan yakinlah bahwa do'amu itu akan dikabulkan-Nya. Ketauhilah bahwa Alloh tidak akan mengabulkan do'anya orang yang lalai." (HR. Turmudzi,dari Abu huroiroh ra.)

3). Mengawali dengan hamdalah dan shalawat

"Suatu ketika Rosulullah saw mendengar seseorang berdo'a, tapi tanpa mengurungi dengan sholawat padanya, "kata Fadlolah bin Abi Ubaid ra."sungguh orang ini tergesa-gesa. Ucap Rosulullah saw berkomentar. Lalu orang itu dipanggil dan dinasehati; "bila kamu mau berdo'a , maka mulailah dengan membaca hamdalah dan memuji-Nya. Lalu bacalah atas Nabi saw atas. Setelah itu, berdo'alah semaumu. " (Hadits dikeluarkan oleh Ashabus Sunan).
Hadits lain menyebutkan: "Doa'a itu terhenti diantaa langit dan bumi, tidak dapat naik, sehingga dibacakan sholawat atasku. Karena itu janganlah kau jadikan aku sebagai yang tidak berguna. Bacalah sholawat di awal do'amu, di tengah atau di akhirnya. " (HR. Turmudzi, Umar ra.)

4). Mengakhiri dengan ucapan aamiin.

". . .Katakan, hendaknya ia menutup do'anya dengan sesuatu yang baik untuk berharap." Kata Nabi. "Bagaimana caranya?" Tanya Sahabat. "Dengan ucapan, Aamiin. " Jawab beliau. (HR. ABu Daud, dari Abu Huroiroh ra.)

5). Dengan tenang dan pelan.

6). Menggunakan kalimat yang luas maknanya.

7). Mengulangi do'a dan istighfar 3X.

"Rosululloh saw lebih senang mengulangi setiap do'anya dan istighfar sebanyak 3x. " Kata Ibnu Mas'ud ra. Dalam riwayat lain; Rosulullah saw menyuruh para sahabat untuk membaca istighfar sebanyak 70x. 

8). Jangan meminta untuk segera dikabulkan.

..Do'a seseorang akan mudah dikabulkan, apabila ia tidak tergesa-gesa. Misalnya ia berkata:Aku telah berdo'a, kok tidak dikabulkan-Nya? (Hadits dikeluarkan Ashabus Sittah, kecuali Nasa'i).

9). Jangan berdo'a soal keburukan.

10). Memulai diri sendiri baru untuk orang lain.

"Rosulullah saw, jika mendoakan seseorang, maka beliau memulai do'nya untuk dirinya sendiri. " Kata Ubai bin Ka'ab. ( HR. Turmudzi).

sumber: Ustadz Ismail El-Lamci
 



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

JATUH CINTA DAN MABUK CINTA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Masih ingat syair lagu “Jatuh Cinta” yang dipopulerkan Edi Silitonga di tahun akhir 70an, kalau tidak salah, yang potongan syairnya seperti ini:

Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang biar malam, terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar hitam biar putih, manis nampaknya

Biar jauh aku cemas tapi hati rindu
Biar dekat aku senang tapi salah tingkah …dst

Syair di atas menunjukkan sebuah rasa yang ada dalam diri seseorang yang sedang  jatuh cinta dan sekaligus mabuk cinta, karena tidak kenal waktu selalu mengingat, tidak kenal rupa selalu terbayang indah, jauh rindu, dekat jual mahal. Mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau mck ingat handuk…

Perasaan cinta adalah sesuatu yang sudah ada dalam diri manusia yang bersifat fitrah, bayangkan bila perasaan cinta itu tidak ada dalam diri manusia pasti kehidupan ini hambar layaknya sayur asem tidak terasa asem, sayur lodeh tidak nampak santan, dan sambal terasi tidak terasa pedasnya. Perasaan cinta itu ada untuk sesuatu yang ada di sekitar seseorang, bisa berwujud maupun tidak berwujud tapi eksistensinya ada. Perasaan cinta tersebut bisa terhadap seseorang yang menjadi pasangan hidup, orangtua, anak cucu, harta kekayaan, kekuasaan, dan jabatan. Dalam Islam, fitrah perasaan cinta itu sudah dinyatakan dalam Q.S.Ali Imron ayat 14, yang terjamahannya adalah “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak,  dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia”. Perasaan cinta tersebut bila telah menggumpal dalam hati maka seseorang akan terasa mabuk cinta dengan segala ciri-cirinya yang ada. Adapun seseorang bila sudah terserang perasaan cinta hingga demam cinta atau mabuk cinta memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1.Selalu berusaha mencintai ‘apa-apa’ yang dicintai oleh yang ia cintai.

2.Selalu berusaha membenci ‘apa-apa’ yang dibenci oleh yang ia cintai.

3.Selalu merindu dan hati terasa bergetar bila mendengar hal-hal yang berhubungan dengan yang ia cintai.

4.Selalu membaca surat cinta yang terkirim, atau tulisan-tulisan yang
berhubungan dengan yang ia cintai.

5.Selalu menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan yang ia cintai.

6.Terkadang bertingkah laku di luar rasional dan berkorban apapun demi yang dicintainya.

Selalu berusaha mencintai ‘apa-apa’ yang dicintai oleh yang ia cintai

Ketika seseorang mencintai sesuatu atau seseorang maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk mencintai apapun yang dicintai oleh yang ia cintai, walaupun sebenarnya ia tidak suka. Tujuannya agar ia mendapatkan cinta yang lebih dari yang ia cintai. Contoh, seseorang laki-laki mencintai seorang perempuan yang ‘demen’ banget dengan olahan serba jengkol maka ia akan berusaha menyesuaikan diri untuk menyukai kesukaan perempuan yang ia cintainya dengan cara menyukai semua olahan serba jengkol, walaupun sebenarnya ia tidak suka. Tujuannya agar ia mendapatkan cintanya.

Selalu berusaha membenci ‘apa-apa’ yang dibenci oleh yang ia cintai

Dan sebaliknya, ketika seseorang mencintai atau seseorang ia berusaha sekuat tenaga untuk membenci ‘apa-apa’ yang dibenci oleh yang ia cintai. Agar ia terlihat sempurna dalam hal kecintaannya terhadap yang ia cintai. Seorang laki-laki ketika cinta kepada seseorang perempuan, kemudian perempuan tersebut membenci rokok, maka ia akan berusaha meninggalkan kebiasaan merokoknya agar sang pujaan hatinya mencurahkan kecintaannya yang lebih. (Dasar Pak Aya darat……..).
Selalu merindu dan hati terasa bergetar bila mendengar hal-hal yang berhubungan dengan yang ia cintai
Ketika seseorang jauh dengan seseorang yang ia cintai, maka akan tumbuh benih kerinduan untuk berjumpa, rindu untuk selalu bersama serasa dunia hanya milik mereka berdua dan yang lain hanya ngontrak. Dalam hati akan selalu bergetar bila nama yang ia cintai disebut, tersebut, terdengar, terpampang (asal bukan dipapan nisan, dijamin bukan bergetar tapi pingsan…). Ingin selalu berkomunikasi dengan bahasa tulisan maupun bahasa lisan setiap saat.

Selalu membaca surat cinta yang terkirim, atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan yang ia cintai

Ketika perasaan rindu tersebut sudah terobati dengan mendengar suara atau tulisan berupa surat yang terkirim, maka ia akan berusaha selalu berulang-ulang membaca surat cintanya. Tidak kenal malam maupun siang, tulisannya mewakili keberadaan diri. Belum lagi bila disisipkan siluet wajah yang ia cintai, semakin sering ia baca dan semakin tinggi rasa rindu tersebut hingga berharap berjumpa.

Selalu menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan yang ia cintai

Ada hal-hal yang sering disebut berkenaan dengan diri yang ia cintai, mulai dari kesukaan, warna, buku, cerita, tempat istimewa, dan apapun…(mulai mabuk dan gila cinta).

Terkadang bertingkah laku di luar rasional dan berkorban apapun demi yang dicintainya

Ketika ciri di atas sudah bermunculan, maka timbul penyakit mabuk cinta yang aneh. Ia akan bertingkah laku di luar rasional dan akan berkorban apapun demi yang ia cintai. Ia akan berpolah tidur tak nyenyak (banyak nyamuk), makan tak kenyang (makan engkol doang) dan mandi tak basah (nyirami tembok kali…), bahkan (maaf) t41 kucing rasa coklat, makan broklat terasa nikmat, ini pasti sedang kumat. Andaikan gunung tinggi pasti didaki, lautan dalam pasti disebrangi, nyawa lepaspun akan rela demi yang ia cintai, ini kondisi gawat darurat….

Andaikata yang ia cintai bersifat nisbi, alamak alangkah ruginya…dengan segala ciri-ciri yang muncul seperti di atas. Mencintai manusia, maka akan dibatasi umur dan kondisi tubuh, mencintai harta kekayaan tidak akan dibawa hingga liang kubur seberapa banyaknya harta, mencintai kekuasaan dan jabatan siap untuk berebut dengan orang mencintainya juga. Artinya kecintaan tersebut ada batasnya. Dan terkadang ketika mencintai sesuatu yang nisbi harus siap menemui cinta yang bertepuk sebelah tangan, ketika mencintai sesuatu yang nisbi juga harus siap menemui kekecewaan-kekecewaan. Banyak yang putus cinta dan akhirnya patah hati kemudian mengakhiri hidup diri, cinta dibawa mati sambil gigit jari. Rugi dunia dan rugi pula di akhirat…..

Mari kita bicara cinta yang hakiki…., yaitu cinta yang abadi yang ia rasakan ketika di dunia hingga mati bahkan di hari akhir nanti. Cinta hakiki yang abadi terbawa hingga di surgawi. Cinta tersebut adalah cinta kepada Tuhan Sang Pencipta diri, yaitu Allah Rabbil Izzati. Ciri-ciri yang tumbuh pada diri berbeda ketika kita mencintai hal yang nisbi. Cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. Ciri-ciri tersebut adalah :

1.Ketika mencintaiNya maka Ia akan mencintai kita dengan sepenuh apa harapan kita yang ada (Yuhibbuhum wa yuhibbunahu, QS.Al Maidah ayat 54).

2.Ketika mencintai ‘apa-apa’ yang Ia cintai maka Ia akan memberikan apapun sebagaimana yang telah ia berikan kepada orang-orang yang Ia cintai dan pendampingannya (Fa ulaika ma’aladzina an’amallahu ‘alaihim…, QS.An Nisa ayat 69).

3.Ketika membenci ‘apa-apa’ yang Ia benci maka Ia akan memberikan perlindungan dari hal-hal atau sesuatu dari ‘apa-apa’ yang dibencinya (QS.Al Baqarah ayat 214, Al Fath ayat 3-4).

4.Selalu merindu dan terasa getaran dalam hati serta sering membaca surat cintaNya, sehingga akan merasakan ketenangan akan keberadaan dan kebersamaanNya sepanjang waktu (QS.Al Fath ayat 4,18,26, QS.Az Zumar ayat 23, QS.Ar Radu ayat 28).

5.Selalu menyebut hal-hal yang berhubungan dengan yang Ia (Allah) cintai, karena banyak hal-hal maupun sesuatu sering ia dapatkan dari yang ia cintai sekecil apapun merupakan bentuk curahan cinta dan kecintaanNya terhadap dirinya.

6.Berkorban dan bertingkah laku di luar kebiasaan umum (hal yang luar biasa dihadapan yang ia cintai), seperti lebih sering membaca surat cintaNya ketika yang lain sibuk mencintai surat-surat lain, sering bersujud ketika yang lain mendengkur, sering bertafakur ketika yang lain takabur, sering berkorban ketika yang lain mencari yang dikorbankan, banyak bersyukur ketika yang lain banyak kufur, sering menitikan airmata ketika yang lain banyak tertawa, dan hal-hal lain yang menambah kecintaannya kepada yang dicintainya, dan mendapatkan kecintaanNya serta keridhoanNya dikarenakan kecintaan dan keridhoannya terhadapNya (Rodhiallahu ‘anhum wa rodhu anhu, QS.Al Bayyinah ayat 8).

Jatuh Cinta dan Mabuk Cinta ada yang nisbi atau relatif dan ada yang hakiki lagi abadi….

sumber: http://abinehisyam.wordpress.com/2012/01/16/jatuh-cinta-dan-mabuk-cinta/#comment-827
 



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Seorang Pekerja Tidak Boleh Menyepelekan Sholat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

hayoooo dah pada sholat belum nichhh...masih ada waktu buruan ...

seorang pekerja tidak boleh menyepelekan sholat apapun alasannya

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Tanya : Ada fenomena buruk pada sebagian pekerja, yaitu menyepelekan sholat, apa nasehat anda untuk orang seperti mereka?

Jawab : Tidak diragukan lagi bahwa sholat adalah tiang agama islam dan rukun paling utama setelah syahadatain. menyepelekan adalah dosa besar dan tanda kemunafikan. QS. At-Taubah : 54 "Dan mereka tidak mengerjakan sholat melainkan dengan malas dan tidak pula menafkahkan harta mereka , melainkan dengan rasa enggan"

malas disini berarti menyepelekan atau dengan rasa berat saat melaksanakannya. Allah mengancam orang seperti itu QS. Al-Ma'un :107 "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya"

yakni menunda-nunda sholatnya hingga keluar dari waktunya. Kami nasehatkan kepada setiap mukmin, hendaknya tidak menyepelekan sholat, tidak meremehkan dan tidak acuh tak acuh terhadap sholat, ini sebagai kehati-hatian agar tidak termasuk orang munafik yang telah diancam Allah dengan dasar neraka yang paling bawah.

(Syaikh Ibnu Jibrin, Ad-Durr Ats Tsamin fi fatawa Al-Kufala' wal 'Amilin, hal 32).

sumber: http://kardoes96.tripod.com/reflection/006.htm



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Males beribadah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Pernahkah kita malas untuk pergi ke masjid, khususnya pada waktu shalat isya dan subuh? Atau kini kita sedang mengalaminya? Malas untuk shalat malam walaupun kita sempat terbangun? Mungkin kita perlu melihat sisi lain malas beribadah agar kembali bersemangat menunaikannya.

Syaikh Aidh Al Qarni mencantumkan malas beribadah ini sebagai karakter kelima orang munafik. Dalam bukunya Tsalatsuna ‘Alamatan lil Munafiqin, beliau menjelaskan hal itu seraya menampilkan karakter kebalikannya yang dimiliki kaum mukminin, yaitu semangat beribadah.
 
…dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas… (QS. An-Nisa : 142)

Inilah firman Allah memotret karakter orang munafik. Mungkin orang munafik itu masih menunaikan shalat, namun ia menjalankannya dengan malas. “Orang-orang munafik pada masa dahulu,” kata Aidh Al Qarni, “juga mengerjakan shalat bersama Rasulullah, tetapi mereka mengerjakannya dengan malas.”

Maka, semestinya kita takut seandainya kita malas beribadah, itu menjadi pertanda kita dihinggapi kemunafikan. Malas beribadah dalam arti yang luas, tidak terbatas pada shalat. Aidh Al Qarni menjelaskan bahwa malas puasa, malas berzikir, malas menghadiri halaqah atau majelis ilmu, dan malas berdakwah juga termasuk tanda kemunafikan, sebagaimana malas shalat.

Sebaliknya, orang mukmin memiliki semangat dan vitalitas dalam beribadah. Rasulullah dan para sahabat menjadi contoh utama dalam hal ini.

Aswad bin Yazid bertanya kepada Aisyah, “Kapan Rasulullah bangun untuk shalat malam?” Aisyah menjawab, “Beliau selalu bangun jika mendengar ayam berkokok.” Aisyah melanjutkan, “Lalu beliau melompat dengan suatu lompatan.” (HR. Muslim)

Demikianlah semangat Rasulullah dalam beribadah. Aisyah tidak mengatakan “beliau berdiri”, tetapi “beliau melompat.” Subhaanallah. Benar-benar menggambarkan vitalitas dalam beribadah.

Para sahabat dan orang-orang shalih terdahulu juga memberikan contoh yang luar biasa. Mereka memiliki semangat, antusias dan vitalitas beribadah; menggambarkan luapan keimanan mereka.

“Urwah bin Zubair biasa shalat sunnah di malam hari,” kenang Ibnu Syaudzab, “dengan menghabiskan seperempat Al-Qur’an.”

“Urwah bin Zubair tidak pernah meninggalkan dzikir malam,” tambah Abdullah bin Muhammad bin Ubaid menguatkan, “kecuali saat kakinya diamputasi.”

“Selama 50 tahun,” kata Abdul Mu’in bin Idris dari ayahnya, “Sa’id bin Musayyab shalat Shubuh dengan wudhu Isya”. Hebatnya lagi, selama 50 tahun itu Sa’id bin Musayyab tidak pernah tertinggal takbiratul ula, juga tidak pernah melihat punggung jama’ah karena tidak pernah berada di shaf kedua.

Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Tirmirzi semangat beribadah, khususnya shalat berjamaah dikaitkan langsung sebagai bukti keimanan.

Barangsiapa yang kalian lihat biasa ke masjid, saksikanlah bahwa ia beriman (HR. Tirmidzi dan lain-lain)
Jika demikian halnya, adakah pilihan lain bagi kita selain memerangi kemalasan? Takutlah kita jika kemalasan tidak lain adalah tanda kemunafikan yang menghinggapi kita, meskipun itu adalah nifaq amali.

sumber: http://ceritateladan.com/2012/04/malas-beribadah/



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

BATHIL DAN SESATNYA PACARAN YANG ISLAMI

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

"Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka adalah mulut dan kemaluan"..
(H.R. Turmudzi dan dia berkata hadits ini shahih.)

Imam Ahmad mengatakan..
"Aku tidak tahu ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa dari pada zina..”

Dan Ibnu Mas'ud berkata..
"Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu daerah kecuali Allah akan mengizinkan kehancurannya".
Dan memang tiada terjadi bencana seperti apapun kecuali Allah telah mengizinkanya....

Berjamurnya kemaksyiatan jenis ini (zina) di negari yang berpenduduk mayoritas muslim..maka bencana tiada akan jauh dari negeri ini..
Jelaslah buruknya zina.. Allah mengatakan bahwa zina adalah perbuatan keji dan jalan yang sangat buruk..

Rasulullah bersabda..
Zina adalah dosa besar yang banyak menjerumuskan manusia ke neraka.. demikian pula para Ulama...

Mari kita tanyakan pada akal sehat dan fitrah diri kita sendiri...

"Bagaimana jika istri kita sendiri yang dizinai...?"
"Atau Ibu kita..? anak perempuan kita..? Atau kakak/adik perempuan kita?"

Demikianlah cara berfikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam...

Perhatikan (Renungi) hadist dibawah ini..
Dari Jarir bin Abdullah ia berkata..
“Saya bertanya kepada Rasulullah tentang melihat dengan mendadak...
Maka jawab Nabi...‘Palingkanlah pandanganmu itu!”..
(HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah telah bersabda yang artinya..
“Kedua mata itu bisa melakukan zina..kedua tangan itu (bisa) melakukan zina..kedua kaki itu (bisa) melakukan zina...Dan kesemuanya itu akan dibenarkan (diwujudkan) atau diingkari oleh alat kelamin” ..
(Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah)

Rasulullah berpesan kepada Ali yang artinya..
“Hai Ali Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya...!
Kamu hanya boleh pada pandangan pertama..adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)..

Al-Hakim meriwayatkan..
“Hati-hatilah kamu dari berbicara dengan wanita..sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya”..

Yaitu yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya..
Zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan saling bersentuhan.. berpegangan..berpelukan..berciuman dan seterusnya hingga terjadi perzinahan sesungguhnya..

Maka sungguh sangat bathil dan sesat adanya pendapat..
"pacaran yang islami"..

"Adakah cara agar tetap pacaran tetapi tidak melanggar syariat agama?"..
Hal yang sangat mustahil..istilah pacaran Islami saja tidak mungkin..
"hal-hal (segala faktor) sekecil apapun yang bisa menjadi perantara/mengarahkan nantinya menuju perzinaan saja dilarang (haram).. apalagi sampai menyepi-nyepi dua orang lain jelas nonmahram secara sengaja"..

Mau seperti apapun tindakan kita dalam menjaga hubungan dengan lain jenis dalam berduaan...semuanya mengarahkan dan menjadi perantara menuju perzinaan (Dan semua itu hukumnya dosa titik.)..

Baru khalwat saja dilarang (haram)..
Baru coba bernikmat-nikmat dengan getaran nikmat dijiwa sudah masuk zina hati..
Coba menikmati pandangan sudah masuk zina mata..
Apalagi sampai saling bersentuhan.. berpegangan..berpelukan.. berciuman dan seterusnya semuanya sudah masuk level parah zina badan yang sangat terkutuk..

Dan manusia memang tiada puasnya sedang syetan pandai membuai hingga akhirnya akan menuju pada perzinaan yang sebenar-benarnya dosa yang sangaaat besaar...
(jadi akhirnya kelamin hanyalah sekedar membenarkan.. akankah menyetujui atau tidak saat itu)..
Dan hasil akhir umumnya adalah..Tangis dan penyesalan tiada guna...
Keluarga yang bobrok...
Nasab yang rusak...
Negara yang rapuh..
Generasi muda yang tak bisa diandalkan...
Segala keburukan kejahatan seperti aborsi.. asusila...AIDS dll..

Kemaksyiatan dan kedurhakaan kepada Allah ini menjadi hukuman Allah (bala')...
Alangkah bodoh orang yang menganggap siksa ini ujian.. "memangnya dari dulu ia melakukanya sambil tidur nggak sadar..?"

Jangan sampai akal lemah kita mau diperdaya nafsu sedang syaitan senantiasa mengggoda..
Maka alangkah baik dalam urusan agama kita mengetahui ilmunya dan bukan mendasar kan pada keinginan atau kesenangan nafsu semata...apalagi sekedar ikut-ikutan dalam keburukan...

Semoga bisa segera bertaubat dengan cara yang disyariatkan sehingga Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita..

Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda...
“Allah berfirman yang artinya...‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun..maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku..maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manis.


sumber:BERANDA KITA
 



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

''KASIYATUN 'ARIYATUN''..
Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang..Sadarlah..!

Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam..
Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat.. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki..yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi...
Namun sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis...

Ya Allah..kepada Engkaulah kami mengadu..melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini..

Mungkin beberapa tahun lagi..berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin...

Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini..


Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda..

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat..
1.Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan..
2.para wanita yang berpakaian tapi telanjang..berlenggak-lenggok.. kepala mereka seperti punuk unta yang miring...
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.. walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Wahai Rabbku...Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah..

Saudariku..Pahamilah makna ''KASIYATUN 'ARIYATUN''..

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun...

1.Wanita yang mendapat nikmat Allah..namun enggan bersyukur kepada-Nya..

2.Wanita yang mengenakan pakaian..namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah..

3.Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya..sengaja menampakkan keindahan tubuhnya...
Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang..

4-Wanita yang memakai pakaian tipis..hingga nampak bagian dalam tubuhnya...Wanita tersebut berpakaian..namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)..


Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy...
Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna..


1.Wanita yang memakai pakaian tipis..Hingga nampak bagian dalam tubuhnya...
Wanita seperti ini memang memakai jilbab..namun sebenarnya dia telanjang.

2.Wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup)...Wanita ini sebenarnya telanjang...

3.Wanita yang mendapatkan nikmat Allah..namun kosong dari syukur kepada-Nya..
(Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shhihain, 1/1031)


Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita Artikan..

Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan..
Wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup...


Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini..

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..
Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang..Dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..

“wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.. walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”

Ancaman ini bukanlah ancaman biasa...
Perkara ini bukan perkara sepele...Dosanya bukan hanya dosa kecil...

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..
''Wanita tersebut tidak akan masuk surga''..

Jika ancaman ini telah jelas..
Lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis..?

Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain..?

Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi..?

Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi..?

Kenapa pula masih memperlihatkan leher..?!


Sadarlah WSahai saudariku..!
Bangkitlah dari kemalasanmu..!
Taatilah Allah dan Rasul-Nya..!
Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik
sumber: BERANDA KITA



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kebiasaan Tidur Pagi Ternyata Berbahaya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kita telah ketahui bersama bahwa waktu pagi adalah waktu yang penuh berkah dan di antara waktu yang kita diperintahkan untuk memanfaatkannya. Akan tetapi, pada kenyataannya kita banyak melihat orang-orang melalaikan waktu yang mulia ini. Waktu yang seharusnya dipergunakan untuk bekerja, melakukan ketaatan dan beribadah, ternyata dipergunakaan untuk tidur dan bermalas-malasan.

Saudaraku, ingatlah bahwa orang-orang sholih terdahulu sangat membenci tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur yaitu bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan.

Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :

[1] tidur ketika sangat butuh,
[2] tidur di awal malam –ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
[3] tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan).” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)

BAHAYA TIDUR PAGI [1]

[Pertama] Tidak sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan As Sunnah.
[Kedua] Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush sholih (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.
[Ketiga] Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.
[Keempat] Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya.

Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, "Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya." (Miftah Daris Sa'adah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.

[Kelima] Menghambat datangnya rizki.

Ibnul Qayyim berkata, "Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat." (Zaadul Ma’ad, 4/378)

Keenam] Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)

[1] Pembahasan berikut disarikan dari tulisan Ustadz Abu Maryam Abdullah Roy, Lc yang berjudul ‘Tholabul ‘Ilmi di Waktu Pagi’ dan ada sedikit tambahan dari kami.

****
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Masalah penting yang perlu diperhatian sewaktu menunaikan shalat hendaklah khusyuk...
Ini berdasarkan apa yang diingatkan oleh Rasulullah Saw kepada Abu Zar..

Ya Abu Zar..
Dua rakaat shalat yang dilakukan dengan khusyuk itu..lebih baik dari shalat sepanjang malam tapi dengan hati yang lalai..

Shalat yang khusyuk bisa diartikan..shalat yang sempurna lahir dan bathin...



- Ketika jasad mengadap Allah..hati juga tunduk menyembah Allah.
- Ketika mulut menyebut Allahu Akbar..hati juga mengaku Allah Maha Besar...
- Ketika jasad sujud menghinakan diri..hati juga menyungkur menghinakan diri..Dan
- Ketika mulut memuji mengagungkan Allah dan berdoa pada Allah. hati juga memuja..merintih dan karam dalam penyerahan pada Allah...


Bertanya Jibril pada Rasulullah Saw..
Artinya ..Kabarkan padaku apa itu ihsan..?

Rasulullah menjawab..
Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya...
Jika tidak kelihatan..yakinlah bahwa Dia senantiasa melihat engkau.

Di Padang Mahsyar nanti..Allah akan memanggil manusia yang shalat untuk diperiksa shalatnya...

Waktu itu shalat akan dikategorikan pada lima peringkat..

1. Shalat orang jahil..

Shalat orang jahil ialah..Shalat yang dikerjakan oleh orang yang tak memiliki ilmu tentang shalat..
Dia tidak tahu tentang rukun..sunat dan dibuat tanpa peraturan yang telah ditetapkan syariat..


2. Shalat orang lalai..

Shalat orang lalai ialah..shalat yang walaupun sempurna lahirnya tapi hatinya tidak hadir langsung dalam shalat..
Bermacam-macam perkara yang diingatnya sewaktu berdiri..rukuk.. sujud dan duduk dalam shalatnya itu...
Dari awal hingga akhir shalatnya sedikit pun tidak mengingat Allah..
Shalat jenis ini diganjar dengan dosa bukan dengan pahala...

Allah berfirman..
Artinya..Neraka Wail bagi orang yang sembahyang...Yang mereka itu lalai dalam shalatnya..(Al Maaun: 4-5)

3. Shalat orang yang lalai separuh khusyuk..

Shalat yang ketiga ini ialah..Shalat yang di dalamnya berlaku tarik menarik dengan syaitan...
Maksudnya..orang itu senantiasa waspada jika syaitan akan melalaikannya dari Allah...
Cepat-cepat dia mengembalikan ingatannya pada Allah..
Begitulah seterusnya hingga akhir shalat.. Ada waktu lalai dan ada waktu khusyuk..
Shalat ini tidak berdosa dan tidak juga berpahala...Cuma orang itu dimaafkan...

4. Shalat orang khusyuk..

Shalat orang khusyuk ialah..Shalat orang yang sepanjang shalatnya penuh dengan ingatan kepada Allah..Dan pada apa yang dibacanya dalam shalat...
Orang ini dapat merasakan bahwa dia sedang mengadap Allah.. Maka perhatiannya hanya pada Allah...
Orang ini shalatnya berarti janjinya pada Allah..memohon ampun pada Allah..berdoa pada Allah...menghinakan diri pada Allah dan mengagungkan Allah...

Shalat beginilah yang akan menghapuskan dosa...
memperbaharui ikrar..menguatkan iman... mendekatkan hati pada Allah...meningkatkan taqwa dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar...
Itulah keuntungan di dunia dan di akhirat...Allah menganugerahkan pahala syurga yang penuh kenikmatan...


5. Shalat para Nabi-Nabi dan Rasul..

Shalat yang kelima ini ialah...peringkat tertinggi yaitu shalat para Nabi dan Rasul...Ini luar biasa khusyuknya...
Mereka benar-benar melihat Allah dengan mata hati...
Dalam shalat mereka seakan-akan sedang berbicara dengan Allah..
Karena itulah mereka tidak pernah jemu dengan shalat...

Bagaimana indahnya perasaaan hati orang yang dapat bertemu kekasihnya..begitulah indahnya perasaan mereka dalam shalat..

Salah satu perkara utama yang disukai oleh Rasulullah Saw ialah shalat.,,
"Shalat penyejuk mataku.." menurut sabda Rasulullah Saw..

Syurga yang akan Allah anugerahkan pada mereka ialah..syurga tertinggi yang tidak tercapai oleh orang-orang awam seperti kita..


Jadi..
Tugas kita sekarang ialah..memperbaiki shalat di samping membanyaknya dengan shalat shalat lainya...

Untuk itu kita sekali lagi harus mujahadah...
Hanya dengan mujahadah kita mungkin dapat meningkatkan iman dan memperbanyak amal shaleh...

Hanya dengan iman dan amal shalehlah kita dapat membina dan mempercantik rumah kita di akhirat nanti...


sumber: BERANDA KITA



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Rahasia 5 Waktu & 30 Hari

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kisah yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib (Karomallah wajjah), ia bercerita ketika Rasullullah saw sedang duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Anshor, tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi. Mereka mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, “Wahai Muhammad, terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu?”

Kemudian, Rasullullah saw bersabda:

“Sholat Zuhur didirikan saat tergelincirnya matahari hingga menjelang gelap malam, dan bertasbihlah segala sesuatu yang berada di bawah singgasana Allah untuk memujiNya. Maka, Allah mewajibkan sholat Dzuhur kepadaku dan umatku.”

“Sholat Ashar didirikan bertepatan ketika Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh Allah, sehingga Nabi Adam as dikeluarkan dari Surga. Maka, Allah mewajibkan sholat Ashar kepada keturunan Adam as dan umatku.”


“Sholat Maghrib didirikan ketika Allah menerima taubat Nabi Adam as, dan memerintahkannya untuk mengerjakan sholat tiga rakaat. Maka Allah mewajibkan kepadaku dan umatku untuk melaksanakan sholat Maghrib dengan ikhlas, karena saatlah itu Allah akan mengabulkan permohonan hamba-hambaNya.”

“Sholat Isya’ diwajibkan seperti kewajiban sholat yang dikerjakan oleh para rasul sebelumku. Sholat Isya’ akan menjadi cahaya penerang bagi orang mukmin di alam kubur dan hari kiamat.”

“Sedangkan sholat Subuh didirikan sebelum terbit matahari. Allah mewajibkan setiap orang mukmin untuk mendirikan sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud menyembah matahari.”

Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berkata, “Benar apa dikatakan Muhammad, lalu terangkanlah kepada kami tentang pahala orang yang sholat.”

Rasullullah saw kembali bersabda:

“Sholat Zuhur adalah saat waktu dinyalakannya api neraka jahanam, maka orang mukmin yang mengerjakan sholat Zuhur akan diharamkan atasnya dari api neraka jahanam di hari Kiamat.”

“Sholat Ashar adalah saat dimana Nabi Adam as memakan buah terlarang, maka orang mukmin yang mengerjakan sholat Ashar akan diampuni segala dosanya seperti bayi yang baru lahir.”

“Sholat Maghrib adalah saat dimana Allah menerima taubat Nabi Adam as, maka orang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib dan memohon kepadaNya, Allah akan mengabulkan segala permintaannya.”

“Sholat Isya’ jika dikerjakan oleh orang mukmin, maka Allah haramkan dari mereka api neraka dan diberikan cahaya untuk menyeberangi sirathal mustaqim.”
“Sedangkan bagi orang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh, Allah memberikan dua kebebasan, yaitu: terbebas dari api neraka dan terbebas dari nifaq (sifat munafik).”
Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berseru, “Benar apa yang dikatakan Muhammad. Kini katakan kepada kami mengapa Allah mewajibkan puasa 30 hari kepada umatmu?

Rasullullah saw bersabda, “Ketika Nabi Adam as memakan buah terlarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam as selama 30 hari. Kemudian Allah mewajibkan kepada keturunan Nabi Adam as untuk berlapar selama 30 hari. Sementara dibolehkannya makan di waktu malam semata-mata karena karunia Allah bagi makhlukNya.”
Mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi kembali berkata, “Wahai Muhammad, memang benar apa yang kamu katakan. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperoleh dari puasa itu.”
Maka, Rasullullah saw bersabda, “Seorang hamba yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memberinya tujuh perkara: pertama, dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya; kedua, rahmat Allah akan senantiasa dekat kepadanya; ketiga, Allah akan memberikan sebaik-baik amal kepadanya; keempat, Allah akan menjauhkan dari rasa lapar dan dahaga (atau kemiskinan); kelima, Allah akan meringankan baginya siksa kubur; keenam, Allah akan memberikan cahaya yang meneranginya di hari kiamat untuk melewati sirathal mustaqim; dan ketujuh, Allah akan memberinya tempat sebaik-baiknya di surga.”

Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berkata, “Benar apa yang dikatakan olehmu wahai Muhammad. Sekarang, katakan kepada kami kelebihanmu diantara semua nabi-nabi yang lain.”
Maka, Rasullullah saw bersabda, “Seorang nabi mengunakan doa yang mustajab untuk menolong atau membinasakan umatnya, maka aku menyimpan dan memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat.”
Akhirnya, berkata orang Yahudi, “Benar apa yang dikatakan Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah.” Artinya, kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan engkau adalah utusan Allah.
Wallahu a’lam bish-shawabi

Sumber:  http://usetyo.wordpress.com/2011/09/12/rahasia-5-waktu-30-hari/



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Rahasia Amalan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Suatu ketika Muaz bin Jabal r.a. menghadap Rasulullah saw. Beliau menunggangi seekor unta dan menyuruh Muaz naik dibelakangnya, maka berangkatlah mereka dengan unta tersebut. Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa, “Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya.”

Dalam perjalanannya, Rasulullah saw bersabda kepada Muaz bin Jabal r.a. :

Wahai Muaz, sekarang aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadist yang apabila engkau mampu memeliharanya pasti ia akan memberi manfaat bagimu di sisi Allah, tetapi jika engkau memperdulikan dan tidak memeliharanya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Allah kelak pada hari kiamat.

Sesungguhnya Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit, dan pada tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai ukuran pintu dan keagungannya.”

Malaikat Hafazah (yang memelihara amalan manusia) naik membawa amalan si hamba ke langit pertama. Penjaga pintu langit pertama berkata, “Aku adalah penjaga dari orang yang suka mengumpat, maka lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena aku diperintahkan untuk tidak menerima amalan dari seorang pengumpat.”

Lalu, malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba ke langit kedua. Penjaga pintu langit kedua berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal hanya mengharapkan dunia. Allah memerintahkan aku supaya amalan itu ditahan jangan sampai lepas ke langit yang lain.”

Selanjutnya malaikat Hafazah naik ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah yaitu pahala sedekah, shalat, dan puasa. Penjaga pintu langit ketiga berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang sombong.

Maka, malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Penjaga pintu langit keempat berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku untuk menahan amalan si ujub.

Seterusnya… malaikat Hafazah membawa amalan yang bercahaya menuju langit kelima. Penjaga pintu langit kelima berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab itu adalah amalan orang yang iri hati dan pendengki (hasad). Dia membenci nikmat yang Allah berikan kepada hambaNya, dan dia tidak ridho atas kehendak Allah. Allah memerintahkan aku untuk tidak menerima amalan dari orang yang hasad.

Lalu malaikat Hafazah membawa amalan yang indah si hamba ke langit keenam. Penjaga pintu langit keenam berkata, “Aku adalah penjaga rahmat, dan aku diperintahkan untuk melemparkan kembali itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain dan merasa senang saat orang lain mendapat musibah. Maka amalan itu tidak boleh melintasi langit ini.

Maka, malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba hingga ke langit ketujuh. Amalan itu bagaikan cahaya dengan suara yang bergemuruh, diantaranya termasuk amalan shalat, puasa, sedekah, jihad, dan lainnya. Penjaga pintu langit ketujuh berkata, “Aku adalah penjaga sum’ah (ingin kemasyhuran dan riya’). Sesungguhnya si hamba ingin termasyhur, tinggi, dan berpengaruh dalam kelompoknya. Maka, Allah memerintahkan aku agar menolak amalan itu karena ia penuh riya’.

Kemudian malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yaitu shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang mulia, serta zikir kepada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah kekhadirat Allah SWT. Para malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan yang soleh.

Allah berfirman, “Wahai Hafazah, pencatat amalan hamba-Ku, Aku adalah pemilik hati dan Aku lebih mengetahui apa maksud amalan hamba-hamba Ku. Dia tidak ikhlas atas amalannya kepada-Ku. Dia telah menipu orang lain, dan telah menipu kamu (malaikat Hafazah), tetapi dia tidak bisa menipu Aku. Aku adalah Yang Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi. Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya ini? Laknat-Ku tetap padanya.”

Maka, tujuh malaikat penjaga langit beserta malaikat-malaikat yang lain berseru,
“Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekalian bagi mereka.”

Dan semua yang di langit pun turut berkata, “Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat.”

Mendengar hadist ini, Muaz bin Jabal menangis terisak-isak dan berkata, “Ya
Rasulullah, bagaimana aku dapat selamat dari apa yang diceritakan ini?”

Rasulullah saw bersabda, “Wahai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan.”

Kembali Muaz bertanya, “Engkau adalah seorang Rasulullah, sedangkan aku hanyalah si Muaz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan bisa lepas dari bahaya tersebut?”

Rasulullah saw bersabda, “Jika dalam amalanmu ada kelalaian maka jagalah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri yang penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain. Jangan riya’ dengan amalan. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Jangan berbisik berdua ketika disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain dan jangan berkata kasar dalam suatu majelis dengan maksud supaya orang takut padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan, dan jangan mengoyak perasaan orang lain dengan mulutmu, karena kelak engkau akan dikoyak-koyak oleh anjing-anjing neraka jahanam.”

Muaz kembali berkata, “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?”

Rasulullah saw bersabda, “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah. Cukuplah untuk menghindari semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci bila sesuatu yang dibenci olehmu terjadi pada orang lain. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar dari api neraka.”

Dari al-kisah ini dapat dipetik kesimpulan bahwa amalan yang diterima Allah hanyalah amalan dari hamba-hambaNya yang ikhlas dalam beramal sholeh, yang mengikuti tatanan, ajaran, dan akhlak Rasulullah saw dengan penuh kecintaan.

Sumber: http://usetyo.wordpress.com/2012/02/15/rahasia-amalan/



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kehidupan setelah mati

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Banyak ayat maupun hadist yang bercerita tentang kehidupan setelah mati. Bagaimanakah itu ?

Setelah roh dicabut dari jasad, maka Islam memerintahkan agar mayat itu dikuburkan didalam tanah, karena inilah cara yang paling mudah dan paling baik.

Sumber hidup dan kesadaran roh dalam pengertiannya tetap ada. Roh tersebut mengahadapi berbagai persoalan dan keadaan tergantung kepada keadaan manusia yang mati tersebut beriman atau tidak.

Roh orang beriman bila saatnya di cabut maka Ia dipanggil oleh Tuhan dengan panggilan yang amat mesra. Roh itu keluar meninggalkan jasad dalam keadaan gembira pula. Akhirnya roh itu ditempatkan oleh Tuhan di tempat roh orang-orang shalih dan di alam Barzakh menunggu hari kiamat tiba.

Sedangkan roh orang-orang jahat dan meninggalkan shalat seperti Firman Allah surah Al-Qiyamah ayat 26-40, diterangkan bagaimana celaka (sengsaranya)orang yang mengingkari ajaran agama Allah dan yang tidak melakukan ibadat shalat, sombong, disaat detik-detik sakaratul maut dan setelah kematian.

Manusia tidak mengetahui sedikitpun tentang kehidupan sesudah mati. Seperti yang diterangkan pada Firman Allah

Surah An-Naml : 65 “Katakanlah (Hai Muhammad), tidak ada siapa-siapa di langit dan di bumi yang mengetahui perkara-perkara gaib selain Allah. Dan mereka tak tahu kapan mereka akan dibangkitkan”.

Surah Al-An’am 59 : “Pada sisi Allah-lah terletak kunci-kunci (rahasia) perkara-perkara yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah”.

Dari dua ayat diatas dapat diketahui bahwa kehidupan sesudah mati itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Nabi , Rasul dan para Malikat mengetahui perkara-perkara yang gaib sekedar apa-apa yang diwahyukan Allah kepada mereka.

Surah Al-A’raf 188 : “Katakanlah hai Muhammad, aku (Muhammad) dapat mendatangkan manfaat bagi diriku, dan tidak pula menolak bahaya, kecuali menurut apa yang dikehendaki oleh Allah. Sekiranya aku mengetahui perkara-perkara yang gaib, tentu akan aku kumpulkan banyak harta dan tentu kesusahan tidak akan menimpa diriku. Aku tidak lain hanya seorang pemberi berita yang menakutkan dan berita yang menggembirakan”.

Sesudah wafat roh itu langsung kembali kepada Tuhan seperti Firman Allah dalam…

Surah As-Syajdah 11 dan 12 : “Katakanlah (hai Muhammad) Kamu akan diwafatkan oleh Malikat-malaikat Maut yang ditugaskan untuk itu, kemudian itu kamu akan kembali kepad Tuhan kamu”. “Dan alangkah hebatnya sekiranya engkau menyaksikan nanti orang-orang yang durhaka itu menundukkan kepala mereka dihadapkan Tuhan mereka sambil berkata (mengeluh) : Ya Tuhan, kami sudah melihat dan mendenar, maka kembalikanlah kami ke dunia, niscaya kami akan mengerjakan amal kebaikan, sesungguhnya kami sekarang sudah yakin”

Setiap orang-orang jahat dan durhaka yang sudah mati, lalu mereka melihat azab siksa yang disediakan bagi mereka, baru mereka bermohon kepada Tuhan agar kembali ke dunia untuk melakukan kebajikan-kebajikan.

Hal itu tidaklah mungkin sebab bila mereka dikembalikan ke dunia, pasti mereka akan berbuat jahat dan durhaka kembali.

Firman Allah surah Az-Zumar 59 : “Tidak mungkin engkau akan dikembalikan hidup ke dunia, sebab selama hidup di dunia sudah sampai kepadamu ayat-ayatKu, lalu engkau mendustakannya, engkau menyombong dan engkau tetap menolaknya”.

Sudahkah kita mempersiapkan hal-hal yang menyangkut kehidupan setelah mati agar kemudian menjadi menyenangkan ?

sumber: http://latifah.msani.net/?p=964



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Virus merah jambu

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Pernah tidak kamu buka komputer hati, dan menemukan sebuah virus yang mengacaukan program-program dan file-file di komputer hati kita? Virus yang gimana? Virus yang senantiasa bikin hati tidak tenang namun suka dan cemburu tapi cinta. Kalau pernah, pasti virus itu virus merah jambu. Mau tahu virus apa itu?

Virus merah jambu atau virus cinta adalah salah satu jenis virus ganas yang mengakibatkan penyakit hati pada diri kita, dapat merambat ke seluruh network tubuh dan sangat sulit dihilangkan. Dari berbagai kasus yang pernah ditemukan, ternyata virus ini banyak ditemukan pada usia-usia remaja sekitar umur belasan tahun. Lebih tepatnya virus ini banyak menjangkiti para ABG yang tidak punya sistem pertahanan berupa software Iman.

Tapi survei juga membuktikan bahwa walaupun remaja-remaja tersebut memiliki software Iman, namun karena jarang membuka file C:\Iman\CintaIlahi.Exe atau file C:\Iman\Rajinibadah.doc yang berada dalam paket software tersebut, maka akhirnya remaja-remaja tersebut terkena juga dengan didahului pertahanan iman yang cenderung turun, dan virus merah jambu menyebar ke seluruh komputer hati mereka.
Nah lho, kalau sudah begitu, apa yang terjadi? Maka mulailah virus ini bekerja mengacaukan sistem, program-program, dan file-file kita dengan selalu menampilkan gambar syaithon yang tertawa lebar, gembira melihat kegagalan kita meraih ridlo-Nya. Namun banyak juga yang suka dengan tampilan syaithon tersebut. Yang pada akhirnya virus ini membuat hang pusat sistem otak syaraf dan akal mereka. Yang kalau itu terjadi, maka virus ini akhirnya dapat mengalahkan sistem otak syaraf dan akal yang kita miliki. Membuat hati tidak tenang ketika belajar, ketika beraktivitas, menomorsatukan cinta pada sesama manusia, dan menomorduakan cinta pada Ilahi.
Tapi apakah itu semua dapat dicegah??? Gimana caranya? Yang musti kita lakukan pertama kali, yaitu hilangkan dulu file-file yang dapat menjadi pintu masuk virus ini, misalnya saja cintadunia.exe.

Lalu masukan CD anti virus yang berisi file syakshiyah.exe yang akan membersihkan sedikit demi sedikit virus cinta sampai ke akar-akarnya bila file tersebut dijalankan. Kalau anti virus tersebut tidak berhasil, maka kita perlu menginstall kembali software iman kita. Kita bisa membaca buku-buku islami yang menawarkan jasa installer iman.
Atau kita bisa beli CD installer berisi file Aqidah.exe atau Iman.doc. Kalau sudah berhasil diinstall, pastikan komputer hati kita bekerja dengan normal kembali. Dan supaya tidak terulang kembali, maka seringlah membuka file dakwah.exe dan Alqur’an.doc agar hati kita senantiasa jernih dan OK?s banget?
Walaahu a’lamu bissawaabi….

sumber:  http://www.daarelqolam.ac.id/2012/03/19/virus-merah-jambu/#comment-1259



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Di Saat Ajal Menjemput Di Situlah Manusia Bangun Dari Tidurnya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan :

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak.
Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?”
Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.”
Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak.
Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?”
Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018).
Ketika orang pertama ditanya oleh Allah maka ia menjawab bahwa ia tidak merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka sejenak saja, cukup membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Ketika orang kedua ditanya oleh Allah maka ia menjawab ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga sejenak saja, cukup buat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Bersungguh-sungguhlah menghadapi kehidupan akhirat karena ternyata kehidupan di dunia ini hanya senda gurau dan permainan belaka sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”.
Ternyata disaat kita hidup manusia di ibaratkan tidur karena tidak mengetahui yang sebenarnya, sedangkan saat manusia menemui ajalnya detik detik  itulah manusia di ibaratkan baru bangun dari tidur karena mengetahui apa yang sebenarnya.
Di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.
Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah…!!!

sumber: http://latifah.msani.net/?p=374



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Nama-nama Setan Dan Pekerjaannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Khanzab adalah setan pengganggu orang salat. Walhan adalah setan yang menggoda orang yang berwudhu dan membisikinya. Dasim adalah setan yang mengganggu keluarga dan rumah. Abyadh, setan paling buruk dan kuat menggoda para nabi.

Mujahid berkata,"Di antara keturunan setan adalah Laqnis dan Walhan,keduanya menggoda orang yang bersuci dan sholat. Keduanya digelari dengan al-Hafaf dan Murrah. Zalanbur, Setan yang menggoda di pasar yang  menghiasi hal yang sia-sia, sumpah, dusta dan memuji barang dagangannya. Bathar setan yang menggoda orang yang tertimpa musibah, membisikinya supaya mencakar wajah, memukul pipi, dan merobek kantong bajunya sendiri. Al-'Awar adalah setan penggoda orang yang berzina dengan menyebarkannya di kelamin laki-laki dan ketuaan pada perempuan."

Mathus, setan pemilik berita dusta yang disebarkan melalui mulut-mulut manusia yang tidak ada sumbernya. Dasim, yakni bila seorang memasuki rumah tanpa mengucapkan salam dan tidak mengingat Allah, maka dia dapat melihat harta kekayaan seseorang selama belum di angkat atau diperbaiki tempatnya. Bila seseorang makan dan tidak membaca basmallah, maka dia akan makan bersamanya.

Al 'Amasy berkata,"Ketika aku masuk ke dalam rumah dan tidak menyebut nama Allah SWT, serta tidak bersalam aku melihat api. Aku berkata,"Angkatlah, dan aku berbantahan dengannya. Kemudian aku ingat dan berkata, "Dasim, Dasim, Aku berlindung kepada Allah SWT darinya."

Ubay bin Kaab meriwayatkan dari Nabi SAW. Beliau bersabda,"Sesungguhnya wudhu itu ada setannya yang bernama Walhan. Maka takutlah kalian semua dari sifat was-was pada air."Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Muslim meriwayatkan dari Ustman bin Abi Al Ash. Dia berkata,"Ya Rosulullah, setan telah menghalangi antara diriku dan salatku dan tanda-tanda yang ia kenakan padaku." Rosulullah bersabda,'Itu adalah setan yang di sebut Khanzab. Maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.' Maka aku melakukan itu dan Allah menghilangkannya dariku."

Sumber: Hikaya Ash-Shufiyyah, Muhammad Abu Al-Yusr 'Abidin.



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Hawa Mengenali Adam: Tulang Rusuk Mengenali Siapa Pemiliknya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Alah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang.  Ia sudah sangat kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi mereka.”

Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya. Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita diatas. Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.

Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.

Ketika diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti akan saling mencari. Dan dalam pencarian disini digambarkan secara jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup sendirian?

Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu Adam. Uniknya, dibuku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam. Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga?  Tentu Adam sangat membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak ada disisinya.

Memang agak sedikit berbeda, penggambaran pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus berjalan, beristirahat, berdoa ditengah lelah. Hingga akhirnya ditengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.

Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?

Disinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’I, bukan sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilanya dari sebuah proses ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan disana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.

Mari kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang akhwat tak mantap dan ada keraguan disana. Ta’aruf pun kandas ditengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf, bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.

Qadarullah, sang akhwat dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.

Satu lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat. Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya, mereka menikah.

Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah. Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.

Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:

“Kalau kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil, berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”

Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki), sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.

So, buat para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu, cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalo dia tulang rusukmu atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses ta’aruf.

Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya Allah semua kan indah pada waktunya.

Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di akhirat pula.

“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka..”
Aamiin..


dia
sebuah nama yang belum tereja
dia
sebuah rupa yang belum tersketsa
dia
sebuah sosok yang entah dimana
dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga
dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa
Rabbana
Jaga ia dimanapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya
KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha

Sumber : Islamedia dan http://www.salimah.or.id



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Marah dalam Pandangan Islam

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Walaupun  marah adalah salah satu fitrah manusiawi pemberian sang Khalik ,  namun Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan umat Islam  untuk menahan marah. Bagaimana pandangan Islam terhadap marah ?  Bagaiman solusi dalam Islam agar umatnya mampu menahan amarah bahkan mampu memaafkan ?
Al Jurjani berkata: Marah adalah perubahan yang terjadi saat darah yang ada di dalam hati bergejolak sehingga menimbulkan kepuasan di dalam dada. Marah adalah gejolak yang timbulkan oleh setan. dia mengakibatkan berbagai bencana dan malapetaka yang tak seorangpun mengetahuinya melainkan Allah Subhanhu Wa Ta’ala.

Al Ghozali rahimahullah berkata: Manusia berbeda-beda dalam tingkat gejolak kemarahannya, dan dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: Kurang marah, marah yang melewati batas, dan marah yang stabil.

  • Kurang marah adalah hilangnya kekuatan gejolak marah atau gejolak amarahnya tersebut lemah. Marah yang berlebih-lebihan adalah mendominasinya sifat amarah hingga mengalahkan kendali akal, agama dan ketaatan, sehingga tidak ada bagi orang seperti ini suatu kesadaran, fikiran dan inisiatif.
  • Marah yang stabil adalah marah yang terpuji, terwujud setelah ada isyarat dari akal dan agama untuk melampiaskan kemarahan.
Al Ghozali rahimahullah berkata saat menjelaskan tentang sebab-sebab marah.Diantara sebab-sebab timbulnya marah adalah: kezuhudan, bangga diri, bercanda, main-main, mengejek, mengolok-olok, berbantah-bantahan, saling bermusuhan, berkhianat, mengejar kelebihan harta duniawi dan pangkat, dan sebab yang paling banyak menimbulkan kemarahan adalah pengelabuan orang yang bodoh dengan menyebut kemarahan itu sebagai keberanian, kejantanan, harga diri dan semangat yang tinggi.

Marah itu ada yang terpuji dan ada yang tercela (yang diharamkan) dan ada yang diperbolehkan:

Marah yang terpuji adalah apabila marah itu bersumber dari Allah subhanahu wata’ala, seperti marah karena Allah terhadap musuh-musuhNya dari golongan Yahudi dan orang-orang sepertinya, baik orang-orang kafir dan munafik. Marah yang terpuji jika motivasinya karena Allah tatkala aturan-aturan Allah dihinakan, sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla (yang artinya):

“Dan kaum Musa setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan emas mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat pula menunjukkan jalan kepada mereka?. Mereka menjadikannya sebagai sesembahan dan mereka adalah orang-orang yang zalim(148)
Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: “Sungguh jika Tuhan kami tidak memberikan rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami maka kami menjadi orang-orang yang merugi (149)
Tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati, berkatalah dia:Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu, Dan musapun melemparkan luh luh taurat itu dan memegang rambut kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata: wahai anak ibuku sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir merka membunuhku. Sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku. Dan janganlah kamu memasukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang dzalim (150)
Musa berkata : “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukanlah kami ke dalam rahmat-Mu dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara yang penyayang “(151)

Sesunguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya) kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan di dalam kehidupan dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan (152)
Orang-orang yang mengerjakan kejahatan kemudian bertaubat setelah itu dan beriman, sesungguhnya tuhan-mu setelah taubat yang disertai dengan iman adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (153)
Sesudah amarah Musa reda, lalu diambilnya kembali luh-luh taurat; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut pada Tuhan-Nya.(154) [QS. Al A’raf 148-154]

Jadi marah yang terpuji adalah marah yang bisa dikendalikan oleh pelakunya secara santun. [Adab Ad-Dunnya wa Ad Din hal. 250]

  • Di antara marah yang tercela adalah marah karena fanatisme terhadap suku.
  • Marah yang diperbolehkan adalah marah yang bukan pada maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana firman-Nya:
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, maka sesungguhnya hal demikian itu termasuk keteguhan yang kuat”. [QS. As Syura’:43]

Beberapa terapi syara’ untuk mengobati marah:

1. Berlindung (kepada Allah azza wajalla) dari godaan syaitan yang terlaknat, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Shord, beliau berkata: Aku duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan di hadapannya ada dua orang yang saling mencela, salah satu dari kedua orang tersebut telah memerah wajahnya dan urat lehernya tegang, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Aku mengetahui satu kalimat seandainya dia ucapkanniscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada dirinya, seandainya ia membaca:  ) “Aku berlindung pada Allah dari syaitan” niscaya hilanglah amarahnya)”. [HR.Bukhari - Muslim]

2. Diam tidak berbicara. Mengambil sikap diam, hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam: “Apabila salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah dia diam”. [HR. Imam Ahmad]

3. Apabila mampu meninggalkan tempat itu maka berdirilah lalu pergi.

4. Bersikap tenang, yaitu duduk apabila sedang berdiri, atau tidur terlentang bilamana sedang duduk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih beleum mereda maka hendaklah dia berbaringlah” [HR. Abu Daud]

Perawi hadits ini adalah Abu Dzar radhiallahu anhu, beliau menceritakan sebuah peristiwa yang pernah terjadi pada dirinya: Bahwasannya ia telah mengambil air minum untuk dituangkan pada telaga miliknya, kemudian sekelompok orang datang dan berkata: “Siapakah orang yang mampu mendatangkan air untuk Abu Dzar sambil menghitung rambut kepalanya?”. Seorang laki-laki menjawab: “Saya”, maka datanglah lelaki tersebut dan mengambil air dari telaga itu, namun dia meleburkannya, merusaknya, atau menghancurkannya. Maksudnya adalah Abu Dzar meminta pertolongan dari lelaki tersebut untuk memberi minum untanya dari telaga itu, namun tiba-tiba orang itu berlaku buruk terhadapnya dan menyebabkan telaga itu hancur. ketika itu Abu Dzar berdiri kemudian duduk selanjutnya berbaring. Dikatakan kepadanya wahai Abu Dzar kenapa engkau duduk kemudian berbaring? Dia menjawab bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda…. kemudian beliau membacakan hadits diatas.

5. Berwudlu, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Marah itu adalah bara api maka padamkanlah dia dengan berwudlu”.[HR.Al Baihaqi]

6. Melaksanakan sholat. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Atsar: “Penghapus setiap perselisihan adalah dua raka’at (shalat sunnah)“. [HR.Silsilah hadits shahihah]

7. Menjaga wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu anhu” Bahwa seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Berilah aku wasiat beliau berkata: “Janganlah marah” Beliau mengulangi wasiat itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Janganlah marah”. [HR. Bukhari]

“Janganlah marah maka bagimu adalah surga“. [Hadits shahih]

Jika engkau mengingat apa-apa yang dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menjauhi sebab-sebab munculnya amarah baik bagaimana menahan amarah dan menolaknya, makahal ini sebagai tindakan yang paling besar yang membantu seseorang dalam memadamkan api kemarahan, juga mendapat pahala yang besar, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa yang menahan kemarahannya sedangkan ia mampu untuk melakukannya maka Allah azza wa jalla akan menyeru dia di hadapan seluruh manusia pada hari kiamat untuk dipilihkan baginya bidadari yang dikehendakinya”. [HR. Abu]

8. Mengetahui derajat yang tinggi dan kedudukan istimewa yang akan diberikan kepada orang yang bisa menahan dirinya dari marah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Bukanlah kuat itu dengan mengalahkan musuh saat bergulat, akan tetapi kuat itu adalah orang yang bisa menguasai dirinya tatkala marah”. [HR.Bukhari Muslim dan Imam Ahmad]

Dari Anas radhiallahu anhu bercerita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati sekelompok kaum yang saling bergulat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: Apakah ini? mereka menjawab: “Dia pegulat yang ulung tidaklah seorangpun yang bergulat dengannya kecuali dia mengalahkannya. Kemudian beliau berkata: Tidakkah aku tunjukkan pada kalian yang lebih orang yang lebih kuat darinya, yaitu seorang yang dizalimi namun dia menahan kemarahanya kemudian dia mengalahkan orang yang menzaliminya dan mengalahkan syaitan diri serta mengalahkan syaitan saudaranya”. [HR Al Bazzar dan Ibnu Hajar]

9. Mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika marah.

Dari Anas radhiallahu anhu berkata: Aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saat itu beliau memakai kain dari Najran yang kasar pinggirnya kemudian seorang badui’ datang menghampirinya dan menarik kain itu dengan tarikan yang sangat kuat, sampai aku melihat pada leher Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di mana tarikan itu sampai membekas karena kuatnya tarikan tersebut, kemudian ia berkata: “Wahai Muhammad perintahkanlah (kepada kaummu untuk membagikan kepadaku harta dari Allah yang ada di padamu, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meliriknya sambil tersenyum lalu beliau memerintahkan untuk diberikan bagian tertentu baginya” [HR Bukahri- Muslim]

Dan di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah menjadikan amarah tersebut hanya karena Allah subhanahu wata’ala yaitu bilamana tuntunan Allah subhanahu wata’ala dilanggar inilah marah yang terpuji.
 
10. Mengetahui bahwasanya menahan amarah adalah ciri orang yang bertakwa, hal itu sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala: “Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya secara sembunyi dan terang-terangan dan orang yang menahan kemarahan serta memaafkan manusia, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.[QS.Ali Imran:2:134]

11. Sadar ketika diingatkan.

Sebagaimana dalam sebuah atsar yang diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu: Sesungguhnya seseorang meminta izin pada Umar radhiallahu anhu maka dia mengizinkannya dan ia berkata: “Wahai Ibnul Khattab demi Allah engkau tidak memberiku dengan pemberian yang banyak, tidak juga berhukum kepada kami dengan adil, seketika itu Umar radhiallahu anhu marah sehingga dia hendak memukulnya, namun Al Harb bin Qais (seorang teman duduk Umar) berkata: Wahai Amirul mu’minin sesungguhnya Allah ‘azza wajalla telah berfirman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
 “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”. [QS.Al A’raf:199]
“Sebab, sesungguhnya dia termasuk orang yang bodoh, demi Allah Umar radhiallahu anhu tidak meremehkan ayat tersebut saat dibacakan kepadanya ayat tersebut dan dia teguh dalam tuntunan kitab Allah ‘azza wajalla. [HR.Bukhari]

12. Mengetahui akibat buruk sikap marah.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Al Qomah bin Wail dari bapaknya radhiallahu anhu beliau bercerita kepadanya: Aku duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seseorang membawa orang yang sedang diborgol lalu dia berkata: “Ya Rasulallah dia telah membunuh saudaraku kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada lelaki yang diborgol tersebut: “Apakah engkau telah membunuhnya?”, “Ya saya membunuhnya”. Jawabnya. Beliau berkata: “Bagaimana engkau membunuhnya?” Orang itu menjawab: “Aku bersamanya mengambil dedaunan dari pohon untuk makanan ternak, kemudian ia mencelaku hingga membuatku marah kemudian aku memukulnya dengan kapak tepat pada batang lehernya akhirnya dia mati…” [HR.Muslim]

13. Selalu berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala:

“Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati tentram”. [QS.Ar Ra’ad:28]

14. Memberikan hak badan untuk beristirahat.

Penyusun : Majid bin Su’ud al-Usyan

sumber: http://www.salimah.or.id



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Aku Takut Menikah Karena Belum

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

1. Belum Bekerja
Inilah masalah klasik seputar menikah, terutama bagi pihak pemuda. Ketika sudah merasa cocok dengan seorang muslimah, dan jika ditunda-tunda bisa berakibat buruk, ternyata si Pemuda belum punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga kelak. "mau dikasih makan apa anak dan istri kamu, dikasih cinta doang ?!?" Begitulah perkataan sinis yang senantiasa terngiang-ngiang ditelinganya.

Seorang laki-laki memang merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga. Menghidupi seluruh anggota keluarga adalah tangging jawabnya. Rasulullah bersabda, yang artinya, "Bertaqwalah kepada Allahdalam memperlakukan wanita. Sebab kamu mengambilnya dengan amanat allah dan farjinya menjadi halal bagi kamu dengan kalimat Allah. (Menjadi) kewajiban kamu untuk memberi rizki dan pakaiannya dengan cara yang baik." (HR.Muslim)

Dengan demikian, penghasilan dalam suatu keluarga memang diperlukan. Namun sebenarnya, tidak berarti belum kerja kemudian tidak boleh menikah. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Surat An-Nur : 32)

Penghasilan bisa dicari setelah menikah. Yang pertama kali harus dilakukan adalah percaya dan yakin akan janji Allah pada firman-Nya di atas. Tak sedikit pemuda yang susah mencari kerja sebelum menikah, tapi setelah menikah ternyata banyak tawaran kerja dan peluang kerja.

Sebagai persiapan sebelum menikah, kesungguhan dalam menuntut ilmu dunia agar kelak mudah mendapatkan penghidupan yang baik pula untuk dilakukan. Walaupun tak selamanya relevan, kuliah yang baik dan dan prestasi yang bagus masih merupakan suatu modal yang dapat diandalkan dalam mencari kerja. Bagaimana kalau kuliah sudah terlanjur tidak karuan ? Jika sudah begini perlu juga pegang prinsip bahwa pekerjaan kelak tidak harus sesuai dengan bidang yang dipelajari saat ini. Banyak yang dapat rejeki lumayan dari bekerja dalam suatu bidang yang dulu tidak pernal dipelajari dalam jenjang pendidikan formal.

Persiapan lain yang bisa dilakukan adalah kuliah sambil kerja. Sembari menabung, juga bisa untuk jaga-jaga apabila ketika lulus nanti tidak langsung diterima bekerja sesuai bidang yang dipelajari.

2. Belum Lulus

Berbeda dengan yang pertama, masalah yang satu ini bisa menjadi penghalang bagi pihak pemuda dan pemudi. Mungkin seseorang sudah bekerja atau sudah punya prinsip untuk mencari kerja setelah menikah namun ia ragu untuk menikah gara-gara belumlulus kuliah. Bisa jadi pula yang punya alasan seperti ini sang pemudi pujaan hatinya. Bayangan kuliah sambil menikah baginya tampak menyeramkan. Kuliah sambil mengurus diri sendiri saja sudah repot apalagi jika harus ditambah tanggung jawab mengurus orang lain. Ditambah kalau si buah hati sudah lahir dan belum juga lulus kuliah, tampaknya akan tambah repot.

Sebenarnya, menikah tidaklah selalu mengganggu kuliah. Malahan hadirnya pendamping hidup baru bisa menambah semangat utuk belajar. Bisa jadi, sebelum menikah malas-malasan belajarnya, ketika sudah menikah malah tambah semangat dan tambah rajin untuk belajar. Tidak sedikit yang mengalami perubahan demikian, apalagi secara peraturan akademik seorang mahasiswa sudah diperbolehkan untuk menikah. Seorang mahasiswa sudah tidak dianggap ABG (Anak Baru Gede) lagi, tapi AUG (Anak Udah Gede) alias sudah dewasa. Seorang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Memang benar untuk tetap mengadakan persiapan jika mengambil jalan menikah di saat masih kuliah. Yang pertama harus disadari adalah bahwa hidup berkeluarga adalah berbeda dengan hidup sendirian. Tidak pantas jika orang yang sudah menikah tetap bebas, lepas, menelantarkan keluarganya sebagaimana dulu bisa ia lakukan ketika masih lajang. Orang yang menikah sambil kuliah juga harus pandai-pandai mengatur waktu antara tanggung jawabnya dalam keluarga dan dalam belajar. Selain waktu, manajemen pemikiran juga solid, karena begitu menikah masalah-masalah dulu yang belum ada mendadak bermunculan secara serentak. Bagaimana memahami pasangan hidup baru, bagaimana jika hamil dan melahirkan, bagaimana mendidik anak, bagaimana mencari rumah -nebeng mertua atau cari kontrakan-, bagaimana bersikap kepada mertua, tetangga dan lain-lain, apalagi masih harus memikirkan pelajaran.

Pusing....? Semoga tidak. Sebenarnya menikah sambil kuliah bisa disiapkan sejak hari ini, bahkan juga sudah sejak SD. Modal awalnya adalah manajemen diri sendiri. Ketika seorang sudah sejak dahulu berlatih untuk hidup mandiri, akan mudah baginya untuk hidup berkeluarga. Misalnya saja sudah sejak SD bisa mencuci pakaian dan piring sendiri, mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan bermain, mengatur keuangan sendiri, dan sebagainya. Kesiapan juga bisa diraih jika seseorang biasa menghadapi dan memecahkan problem hidupnya. Karena itu perlu organisasi dan bersaudara dengan orang lain, saling mengenal, memahami orang lain dan membantu kesulitannya.

3. Belum Cocok

Mungkin pula sudah lulus, sudah kerja, sudah berusaha cari calon pasangan tapi merasa belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga belum jadi menikah pula, padahal sudah hampir tidak tahan ! Ini juga merupakan masalah yang bisa datang dari kedua belah pihak, baik pihak pemuda maupun pemudi. Kecocokan memang diperlukan. yang jadi ertimbangan dasar dan awal tetntu saja faktor agama, yaitu aqidah dan akhlaknya. Allah berfirman, yang artinya :

"Mereka (perrempuan-perempuan mukmin) tidak halal bagi laki-laki kafir. Dan laki-laki kafir pun tidak halal bagi mereka." (Al-Mumtahanah : 10)

Rasulullah juga bersabda, "Wanita itu dinikahi karena 4 hal : karena kecantikannya, karena keturunannya, karena kekayaannya, dan karena agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka taribat yadaaka (kembali kepada fitrah atau beruntung)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)

Keadaan yang lain adalah nomor dua setelah pertimbangan agama. Namun kebanyakan di sinilah ketidakcocokannya. Sudah dapat yang agamanya bagus tapi kok nggak cocok pekerjaannya, nggak cocok latar belakang pendidikannya, nggak cocok hobinya, warna matanya kok begitu, pakai kacamata, kok hidungnya...dan lain-lain.

Kalau mau mencari kekurangan tiap orang pasti punya kekurangan karena tidak ada manusia yang diciptakan secara sempurna. Sudah cantik, kaya, keturunan bangsawan, pandai, rajin, keibuan, penyayang, tidak pernah berbuat salah.

Ketika seorang pemuda atau pemudi sudah mau menikah, memang seharusnya cari tahu dulu tentang calon pasangan hidupnya ke sahabatnya, saudaranya atau ustadznya, atau yang lainnya, baik kelebihan maupu kekurangannya. Jika sudah tahu, tanyakan pada diri sendiri, apakah bisa menerima dan memaklumi kekurangan serta kelebihan si dia. Rasulullah bersabda, yang artinya,

"Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan. Bila dia membencinya dari satu sisi, tapi akan menyayang dari sisi lain." (HR.Muslim)

Jadi, jangan hanya melihat kekurangannya saja, tapi juga perlu melihat kelebihannya. Ketika kekurangan sudah bisa diterima, kelebihan akan lebih bisa menimbulkan perasaan suka. Karea itu, jangan sampai sulit nikah karena dibikin sendiri.

4. Belum Mantap

Masalah satu ini juga bisa terjadi pada tiap orang pihak pemuda, pihak pemudi, baik yang sudah kerja atau yang belum, baik sudah lulus atau belum. Pertama kali, perlu diselidiki belum mantapnya itu karena apa, karena tak sedikit yang beralasan belum mantap, ketika ditelusuri larinya juga menuju ketiga masalah 'belum' di atas.

Namun ada juga yang belum mantap karena memang merasa persiapan dirinya kurang baik ilmu tentang pernikahan, keluarga, dan pernik-pernik di sekitarnya. Orang seperti ini malah tidak memusingkan masalah ketiga 'belum' di atas, karena memang dia merasa belum siap dan belum mampu.

Solusinya tidak lain adalah mementapkan dan mempersiapkan diri. Hal ini bisa ditempuh lewat menuntut ilmu tentang pernikahan, dan keluarga, baik dengan menghadiri pengajian, yang membahas masalah tersebut atau dengan membaca buku-buku mengenainya. Penting pula untuk menimba pengalaman kepada orang yang sudah menikah, karena kadang-kadang buku-buku dan ceramah ilmiah dan formal tidak membahas masalah praktis yang detail yang diperlukan agar siap menikah.


sumber: http://mencintaisederhana.blogspot.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين