Setan Tidak Suka Dengan Perubahan Anda

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ketika Anda sudah berkomitmen untuk meninggalkan maksiat dan melaksanakan semua kewajiban, siapakah yang paling tidak suka dengan tindakan Anda ini? Tentu saja Setan, ya! Merekal tidak pernah ridha jika ada anak adam yang bertaubat dan melakukan kebaikan. Lalu setan akan mulai membisiki Anda, baik langsungkepada Anda, ataupun melalui mulut-mulut mereka yang masih lemah imannya, baik itu teman-teman Anda, saudara-saudara Anda, Istri Anda, Suami Anda, dll.

Pernahkah Anda ketika sudah membuat perencanaan yang matang, yang mulia, yang besar, lalu tiba-tiba Anda menjadi ragu-ragu dan Khawatir kalau gagal? Baik melalui bisikan dalam hati anda atau melalui bisikan orang-orang sekitar Anda yang “melemahkan” Anda? Itulah Setan, mereka selalu menakut-nakuti manusia dengan masa depan yang belum pasti.

Allah berfirman: "Sesungguhnya mereka tidak lain adalah setan yang menakut-nakuti kamu dengan kawan-kawannya, karena itu JANGANLAH KAMU TAKUT pada mereka, tetapi TAKUTLAH KEPADAKU, jika kamu benar-benar beriman" (QS. Ali-Imran: 175)

"Setan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan “(QS. Al-Baqarah: 268)

Maka jelas sekali bahwa setan bukanlah teman kita, mereka adalah musuh kita dan memang harus diposisikan sebagai musuh.

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168)

Kenali Musuhmu!

Ciri-ciri dari bisikan setan adalah:
1. Membatasi kemampuan anda
2. Melemahkan jiwa anda

Ketika seorang akhwat sudah memiliki niat ingin berjilbab, setan akan membisikkan kepadanya bahwa itu diluar kemampuannya. Walhasil banyak sekali muslimah hari ini yang tidak berjilbab dengan alasan belum mampu. Ketika seorang ikhwan sudah berniat ingin shalat berjamaah 5 waktu di masjid, setan pasti akan menggodanya dengan membisikkan bahwa itu terlalu berat, tidak mampu, dan ucapan-ucapan yang membatasi kemampuan kita lainnya. Kedua contoh ini adalah bukti bahwa memang setan tidak ridha melihat Anda melakukan kebaikan.

Ketika kita mengikuti maunya setan, saat itulah kita telah terperangkap dalam jerat setan. Oleh karena itu mari kita posisikan setan sebagai musuh kita bersama, pandanglah setiap kemaksiatan sebagaimana kita memandang makanan yang busuk dan berbelatung. Tentulah kita jijik dan menghindar darinya.

sumber: http://www.zulfahmi.net



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Dunia maya adalah istilah kiasan untuk “dunia yang tidak nyata”. Dunia maya (online) adalah ketika antar manusia terhubung dengan menggunakan sinyal-sinyal listrik yang saling terhubung baik lewat kabel ataupun tanpa kabel (wireless). Jadi meski namanya dunia maya (dunia tidak nyata) namun faktanya yang menggunakan tetaplah manusia yang nyata.

Dalam dunia maya, seorang bisa bertemu dengan orang lainnya baik melalui website, jejaring sosial, chatting, dsb. Sebagian orang menggunakan identitas asli ketika berinteraksi di dunia maya, namun sebagian lainnya enggan menggunakan identitas asli. Banyaknya pengguna yang tidak menggunakan idetitas asli inilah yang membuat sebagian orang mengatakan bahwa dunia ini adalah “dunia maya”. Ditambah lagi dengan maraknya kasus penipuan semakin membuat buruk citra dunia maya ini.

Meski dunia maya “rawan” penipuan, tak jarang juga seorang menemukan pasangan hidupnya di dunia maya. Aneh memang, tapi begitulah yang terjadi. Bahkan ada sebagian yang sampai berlanjut pada pernikahan. Meski tidak semuanya happy ending seperti itu, banyak juga yang mengalami kegagalan atau bahkan penipuan sehingga pihak wanita yang menjadi korban.

Bagaimana Islam menanggapi fenomena seperti ini?
 
Islam tidak pernah melarang seorang menemukan calon istri/suami lewat dunia nyata atau dunia maya. Islam hanya memerintahkan untuk mencari calon istri/suami yang baik agamanya dan menganjurkan pasangan yang akan menikah sudah saling mengenal secara mendalam agar pernikahan yang dibangun tidak dilandaskan pada hal yang rapuh.

Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya. Kelak engkau akan bahasgia” (Muttafaq Alaih)

Rasulullah SAW bersanda: “Bila seorang dari kalian meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Abu Dawud no. 2082 dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 99)

Pertanyaannya, apakah bisa pasangan yang kenal hanya lewat dunia maya bisa saling mengenal secara mendalam? Jawabannya adalah tidak. Hanya mengenal lewat dunia maya saja tidak bisa mendatangkan keyakinan sebab masih ada dugaan penipuan.
 
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika seorang menyukai seseorang lalu berniat menikahinya?. Rasa suka adalah sesuatu yang wajar/manusiawi dan bisa timbul oleh banyak faktor, dan penulis tidak perlu merinci disini karena tiap-tiap orang bisa jadi memiliki keunikan tersendiri. Bisa jadi rasa suka timbul karena seorang melihat tulisan-tulisan seseorang yang dirasa bagus, bisa juga karena dilihat statusnya di jejaring sosial yang selalu bagus, bisa juga karena foto, atau bisa juga dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan (hal ini juga bisa terjadi di dunia nyata). Yang jelas, Islam menganjurkan membangun rumah tangga harus atas dasar agama dan bukan atas dasar selainnya.

“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang berupa emas, perak dan kuda-kuda pilihan, dan binatang ternak, dan sawah ladang. Itu semua perhiasan dunia. Dan disisi llahlah tempat kembali segala sesuatu” (QS. Ali Imran: 14)

Maka jika ada niat untuk menikahi seseorang yang dikenal lewat dunia maya, penulis anjurkan untuk melakukan perkenalan (ta’aruf) di dunia nyata. Untuk apa? Agar antar pasangan bisa saling mengenal lebih dalam lagi, bukan “beli kucing dalam karung”. Perkenalan yang penulis anjurkan bukanlah model kopi darat alias membuat janji ketemu untuk kenalan seenak hatinya. Perkenalan dianjurkan adalah melalui mediator, untuk apa? Tidak lain adalah untuk menjaga agar perkenalan yang  dilakukan tetap dalam koridor syariat-Nya. Mediator haruslah orang yang dipercaya dan paham syariat islam, bisa teman, orang tua, saudara, ataupun guru ngaji. Sebab jika mediator tidak paham syariat islam, bagaimana mungkin dia bisa menjaga perkenalan ini agar tetap dalam koridor syariat-Nya?!

Perkenalan (ta’aruf) tidak sama dengan meminang (khitbah)
 
Harus disadari oleh kedua belah pihak, bahwa pada masa perkenalan bukanlah masa meminang. Maka yang dibicarakan haruslah difokuskan untuk sebatas mengenal saja, dan bukan pembicaraan perencanaan untuk menikah, seperti memilih gedung, katering, tanggal, dll.

Dikarenakan perkenalan (ta’aruf) ini adalah media untuk saling mengenal secara mendalam, maka tidak dipermasalahkan tentang pertama kali kenalnya dari dunia maya atau dari dunia nyata, atau bahkan belum saling mengenal sama sekali. Pada masa perkenalan inilah bisa digali informasi  sebanyak-banyaknya tentang calon, sehingga nantinya informasi yang didapat tersebut dijadikan pertimbangan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya (meminang) atau tidak.

Jika perkenalan sudah dirasa cukup, maka pihak laki-laki dianjurkan segera melamar ke pihak perempuan. Khitbah bisa disampaikan langsung kepada pihak perempuan dan sebaiknya dengan sepengetahuan walinya (keluarganya). Jika seorang perempuan sudah dilamar oleh seorang laki-laki maka haram laki-laki lain untuk melamar wanita tersebut.

“Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya).” (HR. Al-Bukhari no. 5144)
 
Keputusan akhir apakah menerima lamaran atau tidak, berada ditangan si calon perempuan. Wali tidak boleh menghalang-halangi perempuan menikah dengan pria yang diinginkannya, selama itu bukan pernikahan yag diharamkan syara’.

“Seorang gadis datang kepada Rasulullah. Ia bercerita kepada nabi SAW. Bahwa ayahnya telah mengawinkannya, sedangkan ia tidak suka. Lalu Nabi SAW. Memberikan pilihan kepadanya (meneruskan atau membatalkan)” (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)

Inilah syariat dari Allah SWT, begitu indah dan memberi solusi bagi kehidupan umat manusia. Dulu, kini, dan nanti syariat islam tetap relevan hingga akhir zaman. Semoga Allah melancarkan urusan kita semua. Wallahua’lam
 
sumber: http://www.zulfahmi.net/
 
 



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Film 2012 sempat menyedot perhatian banyak orang. Antrian di bioskop mendadak menyamai antrian penerimaan BLT. Begitu banyak orang yang penasaran, tentu saja karena sebelumnya hangat dibicarakan ramalan suku maya tentang kiamat 2012 di media-media. Tak heran dalam waktu yang singkat film ini mampu mengembalikan modal, padahal pembuatan film ini sangat mahal.
Beberapa Ulama bereaksi ketika film ini begitu menyedot perhatian kaum muslimin dengan mengharamkannya. Ada juga beberapa penulis yang membantah bahwa kiamat akan terjadi di tahun 2012, karena proses sebelum kiamat masih banyak yang belum terjadi, seperti bangkitnya lagi islam, munculnya Dajjal, dan Isa Al-Masih. Disini saya tidak membahas tentang hukum menonton film itu, saya hanya mengungkapkan betapa bahaya pesan film itu pada penontonnya karena pesan-pesan itu sangat mirip dengan misi dajjal.
Pesan film itu antara lain, kiamat adalah kerusakan di bumi dan tak ada hubungannya dengan alam semesta di luar bumi. Manusia masih bisa selamat dari kiamat asalkan memiliki uang yang banyak dengan membayar tiket kapal yang dibuat khusus untuk menyelamatkan diri dari kiamat. Akan ada kehidupan yang baru setelah kiamat di bumi yang dihuni oleh orang-orang yang selamat dengan kapal tadi.
Sedang kiamat menurut islam bukanlah sekedar bencana di bumi. Namun alam semesta semuanya hancur, tak ada yang bisa selamat, dan tak ada yang bisa menyelamatkan diri. Semuanya mati termasuk manusia, hewan, jin, setan, iblis dan malaikat, kecuali Allah yang Maha kekal. Dilihat dari sini, film itu jelas berdusta bahwa ada yang bisa menyelamatkan diri dari kiamat.
Waktu menjelang kiamat tidak ada yang menawarkan keselamatan kecuali dajjal. Menurut hadits shahih, sewaktu dunia dalam keadaan kesusahan, dajjal datang dengan menawarkan surga (keselamatan)di tangan kanannya dan neraka (kesengsaraan) di tangan kirinya. Bagi kaum muslimin yang sudah mengetahui bahwa dajjal adalah musuh Allah maka jelas akan memilih tangan kiri dajjal, yaitu neraka dajjal yang berarti surga Allah. Dan siapa yang memilih surga dajjal maka dia akan masuk neraka Allah.
Dajjal yang menawarkan keselamatan di hari kiamat ini mirip dengan pesan film 2012. Bahwa ada Surga (keselamatan) yang akan ditawarkan. Penonton yang tak pernah mempelajari Islam tentu akan tersihir, dan akan terbayang bahwa ketika kiamat datang maka ia masih bisa selamat.
Mengapa media film dipilih? Dan apa hubungannya dengan ramalan suku maya?
Film dipilih karena lebih menarik perhatian dan cepat menyebar ke seluruh dunia, apalagi sekarang lagi hangat dibicarakan ramalan suku maya tentang kiamat 2012. Ramalan suku maya sama sekali tidak penting dalam film ini. Ramalan suku maya hanya dimanfaatkan untuk menyedot pengunjung, alias hanya sebagai penguat isu, intinya film ini ingin menyampaikan pesan dajjal bahwa ada keselamatan dalam hari kiamat.
Dajjal sejatinya adalah messiah yang ditunggu kaum zionis Yahudi. Mereka masih belum mengakui bahwa messiah telah datang ribuan tahun yang lalu, yaitu isa Al-Masih. Karena itu menjelang munculnya messiah mereka, mereka menyiapkan dunia untuk kedatangan sang messiah. Yang mereka persiapkan adalah tatanan dunia yang kufur dan manusia yang  siap jadi pengikut dajjal. Seperti diketahui, bahwa sekarang kaum zionis telah berhasil membuat tatanan dunia menjadi kufur dengan tidak diterapkannya syariat islam dimana-mana. Dan jika satu negara ingin menjadi daulah islamdan bersebrangan dengan ide zionis niscaya negara itu tak akan bertahan lama. Segera pesawat tempur AS menyerbu negara tersebut, seperti yang terjadi di Afghanistan. Begitu juga dengan mempersiapkan pengikut dajjal. Hari ini banyak sekali manusia yang kufur dan jahil (bodoh) pada agamanya. Lihatlah sekeliling anda, sebebrapa banyak yang berminat mempelajari Islam, bandingkan dengan orang yang berminat mempelajari ilmu umum. Ketika kita menyerukan penerapan syariat Islam, seberapa banyak yang mendukung? Jadi anda bisa membandingkan berapa banyak orang  yang akan menjadi penguikut dajjal dan berapa orang yang akan menjadi pengikut Imam Mahdi dan Isa Al-Masih.
Namun siapa yang hendak menghalangi janji Allah melalui mulut Rasulullah SAW? Meskipun sebagian besar manusia kufur, tetap akan muncul lagi segera khilafah islamiyah yang akan menyembut kedatangan Imam Mahdi dan Isa Al-Masih. Generasi ghuraba-lah yang akan mendirikan khilafah islamiyah itu, generasi ghuraba-lah yang akan menyambut Imam Mahdi dan Isa Al-Masih, sungguh beruntung generasi ghuraba itu! (semoga kita termasuk dalam golongan ini). Maka jika zionis terus menyiapkan kedatangan dajjal, sudah seharusnya kita sebagai kaum muslimin menyiapkan kedatangan Imam Mahdi dan Isa Al-Masih dengan terus berjuang menegakkan khilafah islamiyah.


sumber: http://www.zulfahmi.net



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Cara Menghilangkan Rasa Malas Beribadah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Hal Ibadah pada remaja ini memang sering di nomor sekiankan oleh para pemuda - pemuda sekarang, kenapa saya bilang begitu.?? karena saya adalah pemuda, dan saya merasakannya, saya merasakan teman - teman, bahkan terkadang saya malas dalam hal beribadah.

Jika di hitung dalam persen, mungkin 80% laaah temen temen yang malas dalam Beribadah, naudzubillah. ALLAH suka Orang yang taat dalam beribadah, tetapi ALLAH lebih suka pemuda yang taat dalam Beribadah, itulah yang harus kita banggakan sebagai pemuda, kenapa kita G mau ta'at kepada ALLAH?? kenapa Kita Malas Beribadah??, yaaa itu pertanyaan yang patut kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kenapa.??

Ehmm ane ingin bertanya kepada sobat - sobat.
1. Apakah Sobat Sadar, bahwa sobat dapat bergerak ke sana kemari karena ALLAH.??
2. Apakah Sobat sadar, bahwa ALLAH memberikan Oksigen kepada kita semua secara gratis.? Coba bayangkan, jika ALLAH menjual Oksigennya 1 Tabung Rp. 0,1 saja, apakah kita G' Bangkrut.??
3. Apakah sobat sadar, bahwa kita hidup di Dunia hanya sementara.??
4. Apakah Sobat Sadar, bahwa Liang kubur setiap detik pasti akan mendekat.?
5. Apakah Sobat Sadar, Kita diciptakan di Dunia ini untuk apa.?? Kita di ciptkana di dunia Ini Hanya untuk beribadah kepadanya, Sebagaimana dalam firman ALLAH SWT,
(kurang lebih, solanya ane kurang hafal artinya)
Dan Tidak kuciptakan Manusia dan Jin tak lain hanya untuk menyembah kepadaku.
6. Apakah sobat sadar, kita selalu membuang waktu kita untuk kesenangan Dunia Semata.? tanpa memikirkan Kehidupan Sleanjutnya.??

Dan banyak pertanyaan Lainnya, saya rasa Pertanyaan di atas cukup menyadarkan kita, untuk bangkit menjadi yang lebih baik, jadilah golongan yang di cintai ALLAH.

Tips ane agar selalu semangat dalam Beribadah
1. Ingatlah, bahwa umur kita tak ada yang mengetahuinya, Nyawa kita bisa dicabut oleh Malaikat Izrail kapan saja, maka perbanyaklah Ibadah.
2. Ingatlah, dimanapun kita berada ALLAH pasti mengawasi kita,.
3. Ingatlah, ALLAH menjanjikan Surga Bagi Ummatnya yang taat, dan dalam Surga kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
4. Ingatlah, ALLAH telah mempersiapkan Api Neraka buat Ummatnya yang tidak Taat, dan Neraka, di sana tidak ada satupun yang nikmat.
5. Ingatlah, jika ALLAH murka, apapun bisa ALLAH lakukan.

5 Tips dari Ane, semoga bisa membangkitkan semangat kita dalam beribadah, terutama saya pribadi sob,. Perbanyak Dzikir dalam keseharian kita.

Sekiranya begitulah sobat sobat, seklai lagi semoga bermanfaat yaaah, Ingat ALLAH dimanapun kamu berada, pasti hati kita akan terasa sejuk. Insya ALLAH, jadikan ALLAH sebagai Kekasih kita, sehingga kita rela berkorban apapun untuknya. Mari kita kejar bersama Kerajaan Surga yang dijanjikan ALLAH

source: http://www.stillmuslim05.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kisah Ya'juj dan Ma'juj

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.
Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian pula bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.
Karena interaksi sosial yang tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain meliputi bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka mampu menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh manusia normal. Bagi golongan raksasa karena mereka mampu melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput adalah karena sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga bila berjalan sangat cepat seperti meluncur bersama angin.
Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah menimbulkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.
"Berilah Aku potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu)," Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata,"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu." -Al Kahfi: 96-
Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bersama-sama membuat dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di dekat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk di huni.
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-
Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj. 
"Dzulqarnain berkata,"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar." -Al Kahfi: 98-

Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-
Mereka berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.
Pada saat Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada saat mendekati kiamat nanti dan saat itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim lalu bersama-sama berdoa kepada Allah agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung mengakibatkan kematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.

sumber: ://majlisdzikrullahpekojan.org



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Do'a Orang Teraniaya - Suatu pagi seorang laki-laki pergi berburu untuk mendapatkan rezeki yang halal. Namun hingga sore, ia belum mendapat satu pun binatang buruan. Lalu ia berdoa dengan tulus: "Ya Allah, anak-anakku menunggu kelaparan di rumah, berilah aku seekor binatang buruan". Setelah doanya ia panjatkan, Allah memberikannya rezeki, jala yang dibawa pemburu itu mengenai seekor ikan yang sangat besar. Ia pun bersyukur kepada Allah. Kemudian, beranjaklah ia pulang dengan hati riang.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan kelompok orang dengan seorang raja yang hendak berburu. Raja heran dan takjub luar biasa begitu melihat ikan besar yang dibawa pemburu itu. Lalu, ia menyuruh pengawal untuk merampas ikan itu dari sang pemburu.

Tanpa susah payah, raja itupun mendapatkan ikan itu dengan gembira, ia langsung pulang. Ketika sampai di istana, ia mengeluarkan dan membolak-balik ikan itu sambil tertawa ria. Tiba-tiba ikan itu mengigit jarinya, akibatnya, badan sang raja panas dingin, sehingga malam itu sang raja tidak bisa tidur.

Dengan rasa cemas, raja itupun memerintahkan agar seluruh dokter dihadirkan untuk mengobati sakitnya. Semua dokter menyarankan agar jarinya itu dipotong untuk menghindari tersebarnya racun ke anggota badan lain. Raja pun menyetujui nasihat mereka. Namun setelah jarinya dipotong, ia tetap tidak dapat istirahat karena ternyata racun itu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Para dokter pun menyarankan agar pergelangan tangan raja dipotong dan raja pun menyetujuinya. Namun setelah pergelangan tangannya dipotong, tetap saja raja tidak dapat memejamkan matanya, bahkan rasa sakitnya makin bertambah.Ia berteriak dan meringis dengan keras karena racun itu telah merasuk dan menyebar ke anggota tubuh lainnya.

Seluruh dokter akhirnya menyarankan agar tangan hingga siku raja dipotong, raja pun menyetujuinya. Setelah tangan hingga sikunya dipotong, sakit jasmaninya kini telah hilang, tetapi diri dan jiwanya tetap belum tenang. Semua dokter akhirnya menyarankan agar raja dibawa ke seorang dokter jiwa (ahli hikmah).

Dibawalah sang raja menemui seorang dokter jiwa dan diceritakan seluruh kejadian seputar ikan yang ia rampas dari pemburu itu. Mendengar hal itu, ahli hikmah berkata, "Jiwa Tuan tetap tidak akan tenang selamanya sampai pemburu itu memaafkan dosa dan kesalahan yang telah Tuan perbuat."

Kemudian raja itu pun mencari pemburu itu. Setelah didapatkan, raja menceritakan kejadian yang dialaminya dan ia memohon agar si pemburu itu memaafkan semua kesalahannya. Si pemburu pun memaafkannya sambil berjabat tangan.

Sang raja penasaran ingin mengetahui apa yang dikatakan si pemburu ketika raja merampas ikannya. "Wahai pemburu apa yang kau katakan ketika aku merampas ikanmu itu?" tanya sang raja.

"Aku hanya mengatakan 'ya Allah sesungguhnya dia telah menampakkan kekuatannya kepadaku, perlihatkanlah kekuatan-Mu kepadanya!" jawab pemburu itu. Sungguh, doa orang teraniaya sangat mustajab, maka berhati-hatilah dalam bertindak. Wallahu 'alam bi shawab.

sumber: http://ponpes-almunawwar.blogspot.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Dahsyatnya Kalimat "Insya Allah"

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya'juj ma'juj, sekejam ya'juj ma'juj, dan sebanyak ya'juj ma'juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh Dzulqarnain adalah kalimat 'Insya Allah'.

Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan 'Uqbah bin Ani Mu'ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana kisah Ashabul Kahfi?, Bagaimana kisah Dzulqarnain?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah SAW bersabda kepada dua orang itu, "Besok akan saya ceritakan dan saya jawab." Akan tetapi Rasulullah SAW lupa mengucapkan "Insya Allah". Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.

Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata "Mana ceritanya? besok..besok..besok.." Ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
"Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, 'Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,' kecuali dengan mengatakan Insya Allah." (QS Al-Kahfi :23-24)


Sebuah kalimat yang sering kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah SWT karena lupa mengucapkan "Insyaa Allah". Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah?

Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah 'ucapan kepastian', keyakinan diri jika hal itu benar-benar akan dilakukannya, bukan keraguan-keraguannya.

Benar, Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.

Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.

Ingat baik baik! Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri …”

Tetapi bila kalian yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.

"Mereka (Ya'juj & Ma'juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini."

"Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang."

"Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini."

"Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya."

"Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi."

Jika kaum perusak sekelas ya'juj dan ma'juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita. Apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah, janji Allah SWT selalu benar, Dia-lah sebaik baik penepat janji.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah dari bibinya berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh, sehingga datanglah Ya'juj dan Ma'juj; yang lebar jidatnya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi, wajahnya seperti martil."

sumber: http://artikelpakwah.blogspot.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Sekali waktu entah angin dari mana hatiku secara spontan suka bertanya, “Bagaimana jika aku melepas kembali kerudungku??” Hmmm…seketika rasanya ada bisikan-bisikan lembut yang mengatakan “LEPASLAH….ayo..kamu tidak nyaman dengan itu..dan tidak pantas untukmu..” Hehe… mungkin itulah yang dinamakan “min syarril waswaasil khonnas, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang tersembunyi.” (An-naas : 4)”.

Tapi kala itu juga aku langsung tampakkan wajahku di depan cermin seraya membayangkan, jika ku lepaskan kerudungku kemudian ku tanggalkan. lalu ku pakai kembali baju-baju yang serba-serbi ketat, menampakkan aurat yang beberapa waktu lalu aku tutupi rapat. Seketika itu juga ada beribu suara yang bergemuruh secara tegas mengatakan “JANGAN! JANGAN LEPASKAN!!” Hmm..wallohu’alam suporter dari mana itu, mungkin hati kecilku yang berkata atau suporter dari Alloh.. hehe.. Tapi.. alhamdulillah.. yang terbayang hanya masa lalu yang buatku sekarang adalah hal yang buruk. Malah miris jika harus membayangkan lepas kembali kerudung ini. Memang penampilanku dulu masih dalam tahap wajar, maksudnya tidak terlalu seronok. Tapi setelah sedikit aku mendalami syari’at islam bagiku apa yang ku lakukan dulu itu adalah suatu dosa besar yang baru hanya bisa ku tebus dengan taubat kecil-kecilan. Tapi dalam ketakutan aku tetap berharap dan yakin ampunan Alloh itu besar dan luas.

Jika ingat cerita orang-orang yang menanggalkan kerudungnya. Begitu macam-macam yang ku dengar. Ada yang rela melepas kerudungnya demi popularitas, uang, dan ada juga yang gara-gara belum dapet jodoh tanggalkan pakaian syar’inya. Astaghfirulloh, secara tidak langsung mereka telah mengangap kerudung itu pembawa sial. wa’iyyadzubillahi mindzalik.. Dan sedikitpun mereka tidak memikirkan bagaimana kecewanya Alloh, murkanya Alloh, sedihnya Alloh melihat hamba yang dicintainya malah menghianatinya. mengganti kesucian yang telah Alloh gelarkan padanya. Padahal sedikitpun juga Alloh tidak membutuhkan mereka, Alloh tidak memerlukan makluk, Alloh hanya sayang pada kita, Alloh mengharapkan kita selamat. Tapi, mungkin percuma..mereka sudah tidak pedulikan hal itu. hatinya telah gelap dan perlahan mengeras. digelapkan oleh dunia fana, dan digelapkan oleh kesenangan fana. Huft..ruginya kita jika kita lakukan hal itu.
Dan tanpa mereka sadari juga.. hal itu berdampak negatif bagi para wanita yang dalam hati kecilnya ingin berkerudung. Aku pun merasakan hal itu ketika sebelum berkerudung. Ada sugesti-sugesti negatif yang menghadang kala itu. contohnya, aku takut ketika aku berkomitmen untuk berkerudung suatu saat aku melepasnya, aku juga takut dengan komentar orang-orang setelah aku berkerudung nanti, aku pun takut banyak larangan ini itu karena bagiku saat itu sosok berkerudung itu penuh aturan, penuh ikatan.
Tapi…setelah mencoba dan dengan sekuat hati ku jemput hidayah Alloh, Alhamdulillah.. kurasakan jilbab itu indah, walau sedikit gerah di awal.. hehe… hingga dari hari demi hari, dari proses demi proses ku lalui dengan kerudungku. Hmm… memang apa yang dikatakan orang-orang itu benar, tentang susahnya istiqomah, susahnya menahan gerah. wah.. pokoknya duri tajam, batu kerikil terasa menghalangi jalanku, cabe gendot sekilo terasa ku makan habis saking gerahnya.. Hehehe… (refresh sodara-sodari..:D )
Tapi ya.. memang begitulah jalan menuju Alloh.. nanjaknya melebihi tanjakan nagrek (hihihi), terjalnya melebihi jalan menuju hutan belantara.. wahhh.. serem juga ya.. tapi di situlah tantangannya. Tantangan jihad fii sabilillah. hanya kesabaran yang akan menurunkan kekuatan Alloh untuk kita di saat melewati ujian demi ujian. Dan Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-Baqarah : 286). Alloh memberikan ujian itu berarti sebenarnya kita telah memiliki kesanggupan utk menghadapi dan menyelesaikannya karena Alloh pun telah mengukur kadar kesanggupan kita.
Jadi ingat, ada yang bertanya padaku ketika beberapa bulan berkerudung,

“bagaimana kesannya setelah memakai kerudung? apakah merasa kegerahan?”
Jawabku, “alhamdulillah semakin nyaman..”
Dan komentarnya, “Syukurlah.. memang.. kalau kata orang gerah itu berasal dari hati kita yang masih panas”
nah, seperti itulah katanya.. dan mungkin panas di situ berarti panas terhadap dunia, panas terhadap penilaian orang.. dan banyak lagi panas-panas yang lainya.. hehe
Kembali ke topik, sepertinya sangat disayangkan jika kita melepas kembali kerudung kita. Karena kerudung yang kita pakai itu merupakan komitmen kita pada Sang Pemberi Hidayah yaitu Alloh SWT. Kerudung itu Seperti halnya cincin tunangan yang merupakan komitmen kita dengan calon pendamping kita. jika kita melepaskannya (melepaskan untuk selamanya) bagaimana sakitnya calon kita?? atau posisinya dibalikan bagaimana jika calon kita yang melepas cincinnya untuk selamanya? bagaimana perasaan kita? atau apa yg akan kita lakukan? bunuh dirikah? atau lembaru? hehe

sumber:  http://umygeminy.wordpress.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Pertanyaan:
Disebutkan dalam sebuah hadits, “Berbuat baiklah kepada wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sedangkan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas,” dst. Mohon penjelasan makna hadits dan makna ‘tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas’?

Jawaban:

Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim di masing masing kitab Shahih mereka, dari Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.” (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)

Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”

Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk,

sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.

Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).” (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)

Hadits Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki. Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan nifas. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.


Maka hendaknya wanita mengakui hal ini sesuai dengan petunjuk nabi shalallahu ‘alayhi wasallam walaupun ia berilmu dan bertaqwa, karena nabi shalallahu ‘alayhi wasallam tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu, tapi berdasar wahyu yang Allah berikan kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. An-Najm:4)


Sumber:
Majmu Fatawa wa Maqadat Mutanawwi’ah juz 5 hall 300-301, Syaikh Ibn Baaz Fatwa fatwa Terkini Jilid 1 Bab Perlakuan Terhadap Istri penerbit Darul Haq


Artikel muslimah.or.id



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

HUKUM MENGALAH menurut ISLAM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Menurut Syaikh Al-Utsaimin, dari sisi hukum, mengalah ada tiga macam: Tidak boleh (mamnu’), makruh atau mubah, dan mubah.
Yang pertama, mengalah yang terlarang adalah dalam masalah kewajiban syariat. Misalnya, jika kita memiliki air wudhu yang hanya cukup untuk seorang, sementara kita belum berwudhu, maka kita tidak boleh memberikan air tersebut kepada orang lain. Dalam hal ini, orang tersebut mesti bertayamum dan kita wajib berwudhu. Syaikh Al-Utsaimin menekankan, “Jadi, mengalah dalam kewajiban syariat adalah haram.”
Kedua, mengalah dalam hal-hal yang disukai adalah boleh, namun sebagian ulama memakruhkannya. Misalnya, saat kita berada pada shaf pertama shalat jama’ah lalu datang orang lain dan kita memberikan tempat kita kepada orang tersebut, maka ini hukumnya makruh. Para ulama mengatakan bahwa ini adalah perbuatan orang yang tidak menyukai kebaikan, dan berpaling dari kebaikan adalah makruh. Adapun jika orang yang datang tersebut adalah ayah kita, maka kita boleh mengalah kepadanya.
Dan ketiga, mengalah dalam selain masalah ibadah adalah boleh bahkan disukai. Misalnya, ketika kita punya makanan dan kita sedang lapar, lalu datang saudara kita yang juga lapar. Dalam hal ini, jika kita mengalah dengan memberikan makanan tersebut kepada saudara kita, maka ini adalah perbuatan terpuji. (Lihat; Syarh Riyadh Ash-Shalihin)
Secara umum, dalam masalah non-ibadah wajib, sesungguhnya mengalah adalah perbuatan yang positif, sangat terpuji, lagi mulia. Sebab, menyerahkan hak kepada orang lain atau membuat orang lain memiliki apa yang kita punya, adalah sesuatu yang berat untuk dilakukan. Ada pengorbanan dalam mengalah di mana tidak semua orang sanggup melakukannya
Ada lima macam mengalah dalam hal ini. Yang pertama, yaitu mengalah untuk menang. Mengalah jenis ini pernah dipraktikkan oleh panglima perang Khalid bin Al-Walid dalam perang Mu`tah. Khalid memutuskan pasukan kaum muslimin mundur dari medan perang karena melihat jumlah pasukan musuh yang jauh lebih banyak dan kuat, serta sangat kecil kemungkinan bisa mengalahkan mereka.
Yang kedua, yaitu mengalah karena mendahulukan orang lain. Ini adalah mengalah pada umumnya. Selain contoh sahabat Anshar di atas, ada contoh yang sangat bagus dalam hal ini. Disebutkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, saat perang Yarmuk, Hudzaifah Al-Adawi mencari saudara sepupunya sambil membawa air minum. Ketika dia menemukan saudaranya yang terluka parah, dia berkata, “Aku beri engkau minum?” Saudaranya pun mengangguk.
Saat Hudzaifah hendak meminumkan air itu kepada saudaranya, terdengar suara orang mengaduh dan minta air. Saudara sepupu Hudzaifah pun mengisyaratkan agar air itu diberikan saja kepada orang yang mengaduh tersebut. Hudzaifah bergegas ke arah orang tersebut untuk memberikan minum. Ternyata orang tersebut adalah Hisyam bin Al-Ash. Ketika Hudzaifah hendak meminumkan Hisyam, mereka mendengar suara orang kehausan. Hisyam mengisyaratkan agar Hudzaifah memberikan air tersebut kepada orang itu. Hudzaifah pun segera menuju ke orang yang barusan dia dengar suaranya.
Namun, orang tersebut sudah meninggal. Hudzaifah pun kembali kepada Hisyam. Tetapi, Hisyam juga sudah meninggal. Lalu, Hudzaifah menuju ke arah saudara sepupunya, tetapi saudaranya juga sudah meninggal! Allahu Akbar, mereka meninggal karena saling mengalah kepada saudaranya.
Yang ketiga, adalah mengalah karena ada orang lain yang lebih baik. Ini adalah mengalahnya orang yang tahu diri, orang yang sadar akan kemampuan diri sendiri dan mengakui kelebihan orang lain. Hal ini pernah dilakukan oleh Umar bin Al-Khathab dan Abu Ubaidah yang mengalah kepada Abu Bakar. Waktu itu, Abu Bakar mempersilakan kaum muslimin untuk memilih salah satu antara Umar dan Abu Ubaidah sebagai khalifah. Akan tetapi, justru Umar dan Abu Ubaidah-lah yang membaiat Abu Bakar, yang kemudian diikuti oleh para sahabat yang lain –Radhiyallahu ‘Anhum–.
Yang keempat, adalah mengalah karena cinta. Hal ini sering dilakukan oleh orangtua yang mengalah kepada anaknya, atau seorang suami kepada istrinya atau sebaliknya, atau seorang anak (yang sudah dewasa) yang mengalah kepada orangtuanya. Terkadang, hal ini juga dilakukan seorang kakak kepada adiknya dan sebaliknya.
Dan kelima, adalah mengalah karena tidak mau ribut dan enggan cekcok dengan orang lain. Hal ini biasa dilakukan oleh orang yang sehat akalnya dan bisa mengendalikan diri, baik itu dalam soal debat kusir ataupun bertengkar dalam masalah sepele. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌّ بُنِيَ لَهُ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ .
“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia benar, akan dibangunkan rumah untuknya di tengah surga.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Lima jenis mengalah di atas adalah perbuatan mulia yang dikategorikan para ulama sebagai sesuatu yang utama dan disukai. Namun demikian, tidak semua sikap mengalah di luar kewajiban syariat adalah baik. Ada satu perbuatan mengalah dalam hal ini yang justru sangat tercela dan haram hukumnya. Ia adalah mengalah kepada musuh di negeri sendiri. Dalam hadits shahih disebutkan,
لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِى طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ .
“Janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu salah seorang dari mereka di jalan, maka desaklah dia hingga di tempat yang tersempit.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Apabila mengalah kepada orang Yahudi dan Nasrani di jalan umum saja tidak boleh, bagaimana halnya dengan mengalah kepada orang-orang Yahudi Israel la’natullah ‘alaihim di bumi Palestina? Sungguh, tidak ada yang mengalah kepada penjajah biadab Yahudi Israel di bumi Palestina selain kaum pengecut dan mereka yang enggan mengikuti Sunnah.
Wallahu Ta’ala a’lam bish-shawab.

source: http://rahmatsemestaalam.blogspot.com



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين