Rahasia 5 Waktu & 30 Hari

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Kisah yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Tholib (Karomallah wajjah), ia bercerita ketika Rasullullah saw sedang duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Anshor, tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi. Mereka mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, “Wahai Muhammad, terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu?”

Kemudian, Rasullullah saw bersabda:

“Sholat Zuhur didirikan saat tergelincirnya matahari hingga menjelang gelap malam, dan bertasbihlah segala sesuatu yang berada di bawah singgasana Allah untuk memujiNya. Maka, Allah mewajibkan sholat Dzuhur kepadaku dan umatku.”

“Sholat Ashar didirikan bertepatan ketika Nabi Adam as memakan buah yang dilarang oleh Allah, sehingga Nabi Adam as dikeluarkan dari Surga. Maka, Allah mewajibkan sholat Ashar kepada keturunan Adam as dan umatku.”


“Sholat Maghrib didirikan ketika Allah menerima taubat Nabi Adam as, dan memerintahkannya untuk mengerjakan sholat tiga rakaat. Maka Allah mewajibkan kepadaku dan umatku untuk melaksanakan sholat Maghrib dengan ikhlas, karena saatlah itu Allah akan mengabulkan permohonan hamba-hambaNya.”

“Sholat Isya’ diwajibkan seperti kewajiban sholat yang dikerjakan oleh para rasul sebelumku. Sholat Isya’ akan menjadi cahaya penerang bagi orang mukmin di alam kubur dan hari kiamat.”

“Sedangkan sholat Subuh didirikan sebelum terbit matahari. Allah mewajibkan setiap orang mukmin untuk mendirikan sholat Shubuh sebelum orang-orang kafir bersujud menyembah matahari.”

Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berkata, “Benar apa dikatakan Muhammad, lalu terangkanlah kepada kami tentang pahala orang yang sholat.”

Rasullullah saw kembali bersabda:

“Sholat Zuhur adalah saat waktu dinyalakannya api neraka jahanam, maka orang mukmin yang mengerjakan sholat Zuhur akan diharamkan atasnya dari api neraka jahanam di hari Kiamat.”

“Sholat Ashar adalah saat dimana Nabi Adam as memakan buah terlarang, maka orang mukmin yang mengerjakan sholat Ashar akan diampuni segala dosanya seperti bayi yang baru lahir.”

“Sholat Maghrib adalah saat dimana Allah menerima taubat Nabi Adam as, maka orang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib dan memohon kepadaNya, Allah akan mengabulkan segala permintaannya.”

“Sholat Isya’ jika dikerjakan oleh orang mukmin, maka Allah haramkan dari mereka api neraka dan diberikan cahaya untuk menyeberangi sirathal mustaqim.”
“Sedangkan bagi orang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh, Allah memberikan dua kebebasan, yaitu: terbebas dari api neraka dan terbebas dari nifaq (sifat munafik).”
Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berseru, “Benar apa yang dikatakan Muhammad. Kini katakan kepada kami mengapa Allah mewajibkan puasa 30 hari kepada umatmu?

Rasullullah saw bersabda, “Ketika Nabi Adam as memakan buah terlarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam as selama 30 hari. Kemudian Allah mewajibkan kepada keturunan Nabi Adam as untuk berlapar selama 30 hari. Sementara dibolehkannya makan di waktu malam semata-mata karena karunia Allah bagi makhlukNya.”
Mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi kembali berkata, “Wahai Muhammad, memang benar apa yang kamu katakan. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperoleh dari puasa itu.”
Maka, Rasullullah saw bersabda, “Seorang hamba yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memberinya tujuh perkara: pertama, dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya; kedua, rahmat Allah akan senantiasa dekat kepadanya; ketiga, Allah akan memberikan sebaik-baik amal kepadanya; keempat, Allah akan menjauhkan dari rasa lapar dan dahaga (atau kemiskinan); kelima, Allah akan meringankan baginya siksa kubur; keenam, Allah akan memberikan cahaya yang meneranginya di hari kiamat untuk melewati sirathal mustaqim; dan ketujuh, Allah akan memberinya tempat sebaik-baiknya di surga.”

Setelah mendengar penjelasan Rasullullah saw, maka orang Yahudi berkata, “Benar apa yang dikatakan olehmu wahai Muhammad. Sekarang, katakan kepada kami kelebihanmu diantara semua nabi-nabi yang lain.”
Maka, Rasullullah saw bersabda, “Seorang nabi mengunakan doa yang mustajab untuk menolong atau membinasakan umatnya, maka aku menyimpan dan memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat.”
Akhirnya, berkata orang Yahudi, “Benar apa yang dikatakan Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah.” Artinya, kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan engkau adalah utusan Allah.
Wallahu a’lam bish-shawabi

Sumber:  http://usetyo.wordpress.com/2011/09/12/rahasia-5-waktu-30-hari/



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Rahasia Amalan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Suatu ketika Muaz bin Jabal r.a. menghadap Rasulullah saw. Beliau menunggangi seekor unta dan menyuruh Muaz naik dibelakangnya, maka berangkatlah mereka dengan unta tersebut. Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa, “Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluk-Nya menurut kehendak-Nya.”

Dalam perjalanannya, Rasulullah saw bersabda kepada Muaz bin Jabal r.a. :

Wahai Muaz, sekarang aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadist yang apabila engkau mampu memeliharanya pasti ia akan memberi manfaat bagimu di sisi Allah, tetapi jika engkau memperdulikan dan tidak memeliharanya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Allah kelak pada hari kiamat.

Sesungguhnya Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu langit, dan pada tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai ukuran pintu dan keagungannya.”

Malaikat Hafazah (yang memelihara amalan manusia) naik membawa amalan si hamba ke langit pertama. Penjaga pintu langit pertama berkata, “Aku adalah penjaga dari orang yang suka mengumpat, maka lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena aku diperintahkan untuk tidak menerima amalan dari seorang pengumpat.”

Lalu, malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba ke langit kedua. Penjaga pintu langit kedua berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab dia beramal hanya mengharapkan dunia. Allah memerintahkan aku supaya amalan itu ditahan jangan sampai lepas ke langit yang lain.”

Selanjutnya malaikat Hafazah naik ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah yaitu pahala sedekah, shalat, dan puasa. Penjaga pintu langit ketiga berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang sombong.

Maka, malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Penjaga pintu langit keempat berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya karena dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku untuk menahan amalan si ujub.

Seterusnya… malaikat Hafazah membawa amalan yang bercahaya menuju langit kelima. Penjaga pintu langit kelima berkata, “Lemparkan kembali amalan itu ke muka pemiliknya sebab itu adalah amalan orang yang iri hati dan pendengki (hasad). Dia membenci nikmat yang Allah berikan kepada hambaNya, dan dia tidak ridho atas kehendak Allah. Allah memerintahkan aku untuk tidak menerima amalan dari orang yang hasad.

Lalu malaikat Hafazah membawa amalan yang indah si hamba ke langit keenam. Penjaga pintu langit keenam berkata, “Aku adalah penjaga rahmat, dan aku diperintahkan untuk melemparkan kembali itu ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain dan merasa senang saat orang lain mendapat musibah. Maka amalan itu tidak boleh melintasi langit ini.

Maka, malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba hingga ke langit ketujuh. Amalan itu bagaikan cahaya dengan suara yang bergemuruh, diantaranya termasuk amalan shalat, puasa, sedekah, jihad, dan lainnya. Penjaga pintu langit ketujuh berkata, “Aku adalah penjaga sum’ah (ingin kemasyhuran dan riya’). Sesungguhnya si hamba ingin termasyhur, tinggi, dan berpengaruh dalam kelompoknya. Maka, Allah memerintahkan aku agar menolak amalan itu karena ia penuh riya’.

Kemudian malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yaitu shalat, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang mulia, serta zikir kepada Allah. Amalan itu diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga melintasi hijab-hijab dan sampailah kekhadirat Allah SWT. Para malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan yang soleh.

Allah berfirman, “Wahai Hafazah, pencatat amalan hamba-Ku, Aku adalah pemilik hati dan Aku lebih mengetahui apa maksud amalan hamba-hamba Ku. Dia tidak ikhlas atas amalannya kepada-Ku. Dia telah menipu orang lain, dan telah menipu kamu (malaikat Hafazah), tetapi dia tidak bisa menipu Aku. Aku adalah Yang Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi. Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan Pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya ini? Laknat-Ku tetap padanya.”

Maka, tujuh malaikat penjaga langit beserta malaikat-malaikat yang lain berseru,
“Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekalian bagi mereka.”

Dan semua yang di langit pun turut berkata, “Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat.”

Mendengar hadist ini, Muaz bin Jabal menangis terisak-isak dan berkata, “Ya
Rasulullah, bagaimana aku dapat selamat dari apa yang diceritakan ini?”

Rasulullah saw bersabda, “Wahai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan.”

Kembali Muaz bertanya, “Engkau adalah seorang Rasulullah, sedangkan aku hanyalah si Muaz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan bisa lepas dari bahaya tersebut?”

Rasulullah saw bersabda, “Jika dalam amalanmu ada kelalaian maka jagalah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri yang penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain. Jangan riya’ dengan amalan. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Jangan berbisik berdua ketika disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain dan jangan berkata kasar dalam suatu majelis dengan maksud supaya orang takut padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan, dan jangan mengoyak perasaan orang lain dengan mulutmu, karena kelak engkau akan dikoyak-koyak oleh anjing-anjing neraka jahanam.”

Muaz kembali berkata, “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?”

Rasulullah saw bersabda, “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah. Cukuplah untuk menghindari semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci bila sesuatu yang dibenci olehmu terjadi pada orang lain. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar dari api neraka.”

Dari al-kisah ini dapat dipetik kesimpulan bahwa amalan yang diterima Allah hanyalah amalan dari hamba-hambaNya yang ikhlas dalam beramal sholeh, yang mengikuti tatanan, ajaran, dan akhlak Rasulullah saw dengan penuh kecintaan.

Sumber: http://usetyo.wordpress.com/2012/02/15/rahasia-amalan/



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kehidupan setelah mati

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Banyak ayat maupun hadist yang bercerita tentang kehidupan setelah mati. Bagaimanakah itu ?

Setelah roh dicabut dari jasad, maka Islam memerintahkan agar mayat itu dikuburkan didalam tanah, karena inilah cara yang paling mudah dan paling baik.

Sumber hidup dan kesadaran roh dalam pengertiannya tetap ada. Roh tersebut mengahadapi berbagai persoalan dan keadaan tergantung kepada keadaan manusia yang mati tersebut beriman atau tidak.

Roh orang beriman bila saatnya di cabut maka Ia dipanggil oleh Tuhan dengan panggilan yang amat mesra. Roh itu keluar meninggalkan jasad dalam keadaan gembira pula. Akhirnya roh itu ditempatkan oleh Tuhan di tempat roh orang-orang shalih dan di alam Barzakh menunggu hari kiamat tiba.

Sedangkan roh orang-orang jahat dan meninggalkan shalat seperti Firman Allah surah Al-Qiyamah ayat 26-40, diterangkan bagaimana celaka (sengsaranya)orang yang mengingkari ajaran agama Allah dan yang tidak melakukan ibadat shalat, sombong, disaat detik-detik sakaratul maut dan setelah kematian.

Manusia tidak mengetahui sedikitpun tentang kehidupan sesudah mati. Seperti yang diterangkan pada Firman Allah

Surah An-Naml : 65 “Katakanlah (Hai Muhammad), tidak ada siapa-siapa di langit dan di bumi yang mengetahui perkara-perkara gaib selain Allah. Dan mereka tak tahu kapan mereka akan dibangkitkan”.

Surah Al-An’am 59 : “Pada sisi Allah-lah terletak kunci-kunci (rahasia) perkara-perkara yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah”.

Dari dua ayat diatas dapat diketahui bahwa kehidupan sesudah mati itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Nabi , Rasul dan para Malikat mengetahui perkara-perkara yang gaib sekedar apa-apa yang diwahyukan Allah kepada mereka.

Surah Al-A’raf 188 : “Katakanlah hai Muhammad, aku (Muhammad) dapat mendatangkan manfaat bagi diriku, dan tidak pula menolak bahaya, kecuali menurut apa yang dikehendaki oleh Allah. Sekiranya aku mengetahui perkara-perkara yang gaib, tentu akan aku kumpulkan banyak harta dan tentu kesusahan tidak akan menimpa diriku. Aku tidak lain hanya seorang pemberi berita yang menakutkan dan berita yang menggembirakan”.

Sesudah wafat roh itu langsung kembali kepada Tuhan seperti Firman Allah dalam…

Surah As-Syajdah 11 dan 12 : “Katakanlah (hai Muhammad) Kamu akan diwafatkan oleh Malikat-malaikat Maut yang ditugaskan untuk itu, kemudian itu kamu akan kembali kepad Tuhan kamu”. “Dan alangkah hebatnya sekiranya engkau menyaksikan nanti orang-orang yang durhaka itu menundukkan kepala mereka dihadapkan Tuhan mereka sambil berkata (mengeluh) : Ya Tuhan, kami sudah melihat dan mendenar, maka kembalikanlah kami ke dunia, niscaya kami akan mengerjakan amal kebaikan, sesungguhnya kami sekarang sudah yakin”

Setiap orang-orang jahat dan durhaka yang sudah mati, lalu mereka melihat azab siksa yang disediakan bagi mereka, baru mereka bermohon kepada Tuhan agar kembali ke dunia untuk melakukan kebajikan-kebajikan.

Hal itu tidaklah mungkin sebab bila mereka dikembalikan ke dunia, pasti mereka akan berbuat jahat dan durhaka kembali.

Firman Allah surah Az-Zumar 59 : “Tidak mungkin engkau akan dikembalikan hidup ke dunia, sebab selama hidup di dunia sudah sampai kepadamu ayat-ayatKu, lalu engkau mendustakannya, engkau menyombong dan engkau tetap menolaknya”.

Sudahkah kita mempersiapkan hal-hal yang menyangkut kehidupan setelah mati agar kemudian menjadi menyenangkan ?

sumber: http://latifah.msani.net/?p=964



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Virus merah jambu

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Pernah tidak kamu buka komputer hati, dan menemukan sebuah virus yang mengacaukan program-program dan file-file di komputer hati kita? Virus yang gimana? Virus yang senantiasa bikin hati tidak tenang namun suka dan cemburu tapi cinta. Kalau pernah, pasti virus itu virus merah jambu. Mau tahu virus apa itu?

Virus merah jambu atau virus cinta adalah salah satu jenis virus ganas yang mengakibatkan penyakit hati pada diri kita, dapat merambat ke seluruh network tubuh dan sangat sulit dihilangkan. Dari berbagai kasus yang pernah ditemukan, ternyata virus ini banyak ditemukan pada usia-usia remaja sekitar umur belasan tahun. Lebih tepatnya virus ini banyak menjangkiti para ABG yang tidak punya sistem pertahanan berupa software Iman.

Tapi survei juga membuktikan bahwa walaupun remaja-remaja tersebut memiliki software Iman, namun karena jarang membuka file C:\Iman\CintaIlahi.Exe atau file C:\Iman\Rajinibadah.doc yang berada dalam paket software tersebut, maka akhirnya remaja-remaja tersebut terkena juga dengan didahului pertahanan iman yang cenderung turun, dan virus merah jambu menyebar ke seluruh komputer hati mereka.
Nah lho, kalau sudah begitu, apa yang terjadi? Maka mulailah virus ini bekerja mengacaukan sistem, program-program, dan file-file kita dengan selalu menampilkan gambar syaithon yang tertawa lebar, gembira melihat kegagalan kita meraih ridlo-Nya. Namun banyak juga yang suka dengan tampilan syaithon tersebut. Yang pada akhirnya virus ini membuat hang pusat sistem otak syaraf dan akal mereka. Yang kalau itu terjadi, maka virus ini akhirnya dapat mengalahkan sistem otak syaraf dan akal yang kita miliki. Membuat hati tidak tenang ketika belajar, ketika beraktivitas, menomorsatukan cinta pada sesama manusia, dan menomorduakan cinta pada Ilahi.
Tapi apakah itu semua dapat dicegah??? Gimana caranya? Yang musti kita lakukan pertama kali, yaitu hilangkan dulu file-file yang dapat menjadi pintu masuk virus ini, misalnya saja cintadunia.exe.

Lalu masukan CD anti virus yang berisi file syakshiyah.exe yang akan membersihkan sedikit demi sedikit virus cinta sampai ke akar-akarnya bila file tersebut dijalankan. Kalau anti virus tersebut tidak berhasil, maka kita perlu menginstall kembali software iman kita. Kita bisa membaca buku-buku islami yang menawarkan jasa installer iman.
Atau kita bisa beli CD installer berisi file Aqidah.exe atau Iman.doc. Kalau sudah berhasil diinstall, pastikan komputer hati kita bekerja dengan normal kembali. Dan supaya tidak terulang kembali, maka seringlah membuka file dakwah.exe dan Alqur’an.doc agar hati kita senantiasa jernih dan OK?s banget?
Walaahu a’lamu bissawaabi….

sumber:  http://www.daarelqolam.ac.id/2012/03/19/virus-merah-jambu/#comment-1259



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Di Saat Ajal Menjemput Di Situlah Manusia Bangun Dari Tidurnya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan :

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak.
Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?”
Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.”
Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak.
Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?”
Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018).
Ketika orang pertama ditanya oleh Allah maka ia menjawab bahwa ia tidak merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka sejenak saja, cukup membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Ketika orang kedua ditanya oleh Allah maka ia menjawab ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga sejenak saja, cukup buat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Bersungguh-sungguhlah menghadapi kehidupan akhirat karena ternyata kehidupan di dunia ini hanya senda gurau dan permainan belaka sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”.
Ternyata disaat kita hidup manusia di ibaratkan tidur karena tidak mengetahui yang sebenarnya, sedangkan saat manusia menemui ajalnya detik detik  itulah manusia di ibaratkan baru bangun dari tidur karena mengetahui apa yang sebenarnya.
Di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.
Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah…!!!

sumber: http://latifah.msani.net/?p=374



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Nama-nama Setan Dan Pekerjaannya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Khanzab adalah setan pengganggu orang salat. Walhan adalah setan yang menggoda orang yang berwudhu dan membisikinya. Dasim adalah setan yang mengganggu keluarga dan rumah. Abyadh, setan paling buruk dan kuat menggoda para nabi.

Mujahid berkata,"Di antara keturunan setan adalah Laqnis dan Walhan,keduanya menggoda orang yang bersuci dan sholat. Keduanya digelari dengan al-Hafaf dan Murrah. Zalanbur, Setan yang menggoda di pasar yang  menghiasi hal yang sia-sia, sumpah, dusta dan memuji barang dagangannya. Bathar setan yang menggoda orang yang tertimpa musibah, membisikinya supaya mencakar wajah, memukul pipi, dan merobek kantong bajunya sendiri. Al-'Awar adalah setan penggoda orang yang berzina dengan menyebarkannya di kelamin laki-laki dan ketuaan pada perempuan."

Mathus, setan pemilik berita dusta yang disebarkan melalui mulut-mulut manusia yang tidak ada sumbernya. Dasim, yakni bila seorang memasuki rumah tanpa mengucapkan salam dan tidak mengingat Allah, maka dia dapat melihat harta kekayaan seseorang selama belum di angkat atau diperbaiki tempatnya. Bila seseorang makan dan tidak membaca basmallah, maka dia akan makan bersamanya.

Al 'Amasy berkata,"Ketika aku masuk ke dalam rumah dan tidak menyebut nama Allah SWT, serta tidak bersalam aku melihat api. Aku berkata,"Angkatlah, dan aku berbantahan dengannya. Kemudian aku ingat dan berkata, "Dasim, Dasim, Aku berlindung kepada Allah SWT darinya."

Ubay bin Kaab meriwayatkan dari Nabi SAW. Beliau bersabda,"Sesungguhnya wudhu itu ada setannya yang bernama Walhan. Maka takutlah kalian semua dari sifat was-was pada air."Diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Muslim meriwayatkan dari Ustman bin Abi Al Ash. Dia berkata,"Ya Rosulullah, setan telah menghalangi antara diriku dan salatku dan tanda-tanda yang ia kenakan padaku." Rosulullah bersabda,'Itu adalah setan yang di sebut Khanzab. Maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.' Maka aku melakukan itu dan Allah menghilangkannya dariku."

Sumber: Hikaya Ash-Shufiyyah, Muhammad Abu Al-Yusr 'Abidin.



ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين